I . LAPORAN PENDAHULUAN
Topik : PERSALINAN
DG SECTIO CAESAREA
Kelemahan Umum,
partus tidak maju/partus lama, penyakit Jantung,
Placenta Previa
dengan perdarahan hebat atau Placenta previa marginalis
Pintu vagina
lemah, tumor vagina tumor cervic
Kehamilan
Serotinus (lebih dari 42 minggu)
Distocia karena
kekurangan his
Prolapsus Foniculli
(1)
Sectio
Caesarea
Perdarahan Nyeri
Abdomen Perlukaan
Shock Gangguan
Rasa Nyaman Gangguan
Integritas Kulit
Devisit
Vol. Cairan Gangguan
Aktivitas Resiko Tinggi Infeksi
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Test HCG Urine Indikator
kehamilan Positif /Negatif
2. Ultra Sonografi Kondisi
janin/cavum ut terdapat janin/sisa
janin/-
3. Kadar Hematocrit/Ht Status
Hemodinamika Penurunan
(< 35 mg%)
4. Kadar Hemoglobin Status
Hemodinamika Penurunan
(< 10 mg%)
5. Kadar SDP Resiko
Infeksi Meningkat(>10.000
U/dl)
6. Kultur Kuman
spesifik Ditemukan kuman
A.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
2.
Gangguan Aktivitas s.d kelemahan,
penurunan sirkulasi
3.
Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d luka
post operasi
4.
Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan,
luka post operasi
5.
Gangguan Integritas Kulit s.d tindakan
pembedahan
INTERVENSI
KEPERAWATAN :
1.
Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume
cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
b.
Kaji kondisi status hemodinamika
R : Pengeluaran cairan akibat
operasi yang berlebih merupakan faktor utama masalah
c.
Ukur pengeluaran harian
R : Jumlah cairan ditentukan dari
jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang selama masa
post operasi dan harian
d.
Berikan sejumlah cairan pengganti harian
R : Tranfusi mungkin diperlukan
pada kondisi perdarahan masif
e.
Evaluasi status hemodinamika
R : Penilaian
dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik
2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan
sirkulasi
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas
tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien untuk
beraktivitas
R : Mungkin klien tidak mengalami
perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah
kondisi klien lebih buruk
a. Kaji
pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umum
R : Aktivitas merangsang
peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi, tetapi dapat
mempengaruhi kondisi luka post operasi dan berkurangnya energi
- Bantu
klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
R : Mengistiratkan klilen secara
optimal
b. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai
dengan kemampuan/kondisi klien
R : Mengoptimalkan kondisi klien,
pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
c.
Evaluasi
perkembangan kemampuan klien
melakukan aktivitas
R : Menilai kondisi umum klien
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri
s.d luka post operasi
Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan
nyeri yang dialami
Intervensi :
a. Kaji
kondisi nyeri yang dialami klien
R : Pengukuran nilai ambang nyeri
dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.
b. Terangkan
nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
R : Meningkatkan koping klien
dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
c.
Ajarkan teknik distraksi
R : Pengurangan persepsi nyeri
d. Kolaborasi
pemberian analgetika
R : Mengurangi onset terjadinya
nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam
spectrum luas/spesifik
1.
Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan,
luka post operasi
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama
perawatan perdarahan dan luka operasi
Intervensi :
a.
Kaji kondisi keluaran/dischart yang
keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi
R : Perubahan yang terjadi pada
dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap
disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi
b.
Terangkan pada klien pentingnya
perawatan luka selama masa post operasi
R : Infeksi dapat timbul akibat
kurangnya kebersihan luka
c.
Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
R : Berbagai kuman dapat
teridentifikasi melalui dischart
d.
Lakukan perawatan luka
R :Inkubasi kuman pada area luka
dapat menyebabkan infeksi.
e.
Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R : Berbagai manivestasi klinik
dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri
mungkin merupakan gejala infeksi
Referensi :
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad(1981) Obstetri Patologi, Elstar
Offset, Bandung.
JNPKKR-POGI
(2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Wong,Dona
L& Perry, Shanon W (1998) Maternal Child Nursing Care, Mosby Year Book Co.,
Philadelphia.
– (--),
Protap Pelayanan Kebidanan RSUD Dr. Sutomo Surabaya, Surabaya.
PENGKAJIAN
Tanggal masuk :
16 April 2001 Jam
masuk : 04.20 WIB
Ruang : Ruang Bersalin I No. Reg Med : 10034053
Pengkajian : 16 April 2001
B.
A. Identitas
Nama Pasien : Ny. Spm Nama Suami : Tn. S
Umur : 36 tahun Umur : 40 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Surabaya
C.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.
Persepsi Terhadap Kehamilan Saat
ini :
- Ibu
datang ke rumah sakit karena merasa perut mules dan timbul his pada tangal
14 april 2000, dan mulai mengeluarkan darah
- Ibu
menyatakan bahwa saat ini adalah kehamilan pertama dan diharapkan oleh
keluaga.
2.
Riwayat Kesehatan Saat ini :
Klien telah mengalami persalinan
dengan metode operatif yaitu Sectio Caesarea. Persalinan dilaksanakan pada
tanggal 15 April 2001 pukul 11.50 WIB.
Sebelumnya klien mulai berada
pada fase laten pada tanggal 15 April 2001 pukul 3.30, terjadi pengeluaran darah
dan pada pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan portio 2 jari dengan efisiensi
50 %, presentasi kepala dan teraba spina ischiadica. Perkiraan berat janin 2700
gram.
Pada Tanggal 15 April 2001 pukul
06.00 pembukaan portio 3 jari dengan presentasi bagian terbawah janin lima jari
diatas simpisis. Dengan induksi oksitosin, Selanjutnya pada observasi pukul
10.00 WIB pembukaan lima jari dengan
presentasi bagian terbawah janin 4 jari diatas simphisis. Denyut jantung Janin
12-12-12 (144 X/menit)
Memperhatikan perkembangan
persalinan lambat walaupun telah dilakukan induksi maka dipututkan untuk
dilakukan operasi sectio caesarea, yang dilaksanakan pukul 11.05 – 11.50 WIB.
Anastesi digunakan Radical Anastesi – General Anastesi.
Janin yang dilahirkan seberat
3200 gram dengan panjang janin 50 Cm. Plasenta dilahirkan dengan lengkap.,
berat 500 gram, ukuran 18 X 20 X 20 Cm.
3.
Riwayat Obstetri
- Riwayat
Menstruasi
Menarche umur 15 tahun, siklus
teratur (28 hari) dengan jumlah darah relatif banyak selama 3-5 hari. Klien tidak
mengalami dismenorhea. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 2 Juli 2000,Taksiran
Partus 9 April 2001.
- Riwayat
Kehamilan/nifas sebelumnya :
Klien belum pernah hamil dan
punya anak sebelumnya
- Kehamilan
Saat ini
Klien hamil yang pertama dan
mengharapkan dirinya dapat melahirkan dengan baik. Saat kehamilan klien rajin
memeriksakan dirinya ke Puskesmas. Klien mendapat keterangan bahwa kemungkinan
klien tidak dapat bersalin karena panggulnya sempit. Selama kehamilan klien
tidak pernah mengalami perdarahan.
4.
Riwayat KB
Sebelumnya (kurang lebih selama 3
tahun klien melakukan kontrasepsi jenis pil. Kontrasepsi dihentikan sekitar
satu tahun yang lalu.
5.
Riwayat Kesehatan
Klien menyatakan tidak menderita
penyakit jantung, paru, kencing manis, gondok, dan penyakit keturunan lainnya.
Tidak ada riwayat keguguran pada annggota keluarga lainnya.
6.
Kebutuhan Dasar Khusus
1.
Pola Nutrisi
Biasanya klien makan 3 kali
sehari, dengan cukup lauk dan sayuran; klien tidak mengalami gangguan nafsu
makan, klien tidak berpantang makan.
Saat ini klien masih dalam tahap pemulihan dan reduksi induksi anastesi,
sehingga klien dipuasakan
2.
Pola Aktivitas dan latihan
Klien biasanya mengurus rumahnya
sendiri tanpa alat bantu atau bantuan orang lain selain suaminya. Saat ini
klien merasa lemah, hanya terbaring di tempat tidur, dan tidak banyak bergerak
7.
Pemeriksaaan Fisik
Kesadaraan Umum : Composmentis GCS : E : 3 M : 4 V : 5 (12)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Berat Badan (hamil) : 52 Kg
Pernafasan : 18 X/menit Tinggi Badan : 135 Cm
Nadi :
80 X/menit
a.
Mata
-
Konjungtiva : tidak anemis
-
Sclera :
Anikteric
-
Iris :
Reflek cahaya (+) isokhor
b.
Hidung
- Kebersihan : Bersih
- Dischart : (-)
- perdarahan : (-)
c.
Mulut
- Kebersihan : tampak kotor
- Sputum : Menumpuk
- Lidah : tidak tremor
- Stomatitis : tidak ditemukan
d.
Leher
- Pembesaran kelenjar thiroid : tidak ditemukan
- Distensi vena jugular : tidak ditemukan
- Stridor : ditemukan
e.
Dada
Inspeksi
Bentuk dada simetris, buah dada
simetris, mengalami pembesaran dan puting susu telah menonjol. Areola mamae
hiperpigmentasi, tidak ada lesi
Palpasi
Tidak ditemukan nyeri tekan,
gerak dada simetris
Perkusi
Lapang paru sonor, tidak
ditemukan pekak abnormal lapang paru
Auskultasi
Terdengar suara ronchii pada
seluruh lapang paru grade II, suara wheezing ekspirasi pada area basis frade I.
f.
Perut
Inspeksi
Terdapat luka operasi yang
tertutup kain kasa bersih, membujur pada midlinea umbilical 3 jari bawah
umbilical s.d 3 jari atas simphisis pubis. Bentuk perut simetris, Striae
gravida masih terdapat diarea abdomen superior
Auskultasi
Suara bising usus (-) pada daerah
kolon asenden dan desenden, bising usus lemah pada area epigastrik.
Palpasi
Involusi fundus uteri 3 jari
dibawah pusat. Tidak ditemukan masa, nyeri palpasi hanya pada area luka
Perkusi
Hiperthimpani pada area
epigastrik, lapang abdomen lain timphani
g.
Urogenital
Terdapat pengeluaran lochea rubra
dengan dipasang tampon, jumlah pengeluaran belum teridentifikasi. Tidak
terdapat luka episiotomi.
h.
Ekstremitas
Turgor kulit : elastis
Warna kulit : agak pucat, tidak terjadi
hiperpigmentasi
Ruam kulit : tidak ditemukan
Oedema : tidak ditemukan
Lesi : tidak ditemukan
8.
Data Penunjang
Hemoglobin : 9 mg%
Diagnosa Medik :
P1001 dengan Low Head-Panggul Sempit Relatif
(Post Operasi Sectio Caesarea)
Analisa Data
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
DS :
- Menyatakan
menjalani operasi kemarin (15 April) pukul 12 siang
- Menyatakan
haus
DO :
- Bising
usus lemah/ -
- Lochea
rubra terus keluar
- Terpasang
infus
- Hb. 9
mg%
- Kulit
agak pucat
DS :
- Menyatakan
baru menjalani persalinan dengan operasi
DO :
- Terdapat
luka operasi
- Vulva
basah, pengeluaran lochea rubra
DS :
- Menyatakan
Nyeri pada perut setiap melakukan gerakan
DO :
- Kadang
meringis menahan nyeri, terutama saat melakukan alih posisi
DS :
-
menyatakan ingin buang ludah
DO :
-
Terdapat stridor pada leher,
auskultasi ronchii pada lapang paru
-
Klien tampak ingin meludah
|
Perdarahan akibat operasi dan
pengeluaran lochea tanpa diimbangi dengan asupan yang adekuat dapat
mengkibatkan volume cairan tubuh berkurang
Proses involusi dan proses fisiologis pasca salin mengakibatkan pengeluaran lochea dan
kondisi vulva hygiene menjadi berkurang dan selalu lembab, beresiko terhadap
terjadinya infeksi
Luka operasi dapat
mengakibatkan nyeri dan mengganggu kondisi fisik dan psikologis klien
Induksi anastesi serta kondisi
tirah baring mengakibatkan produksi slim meningkat, dan menumpuk pada jalan
napas
|
Resiko tinggi
untuk Devisit Volume Cairan
Resiko tinggi
untuk Infeksi
Gangguan Rasa
Nyaman : Nyeri
Bersihan jalan
Napas tidak efektif
|
Diagnosa Keperawatan :
- Bersihan
jalan napas tidak efektif s.d penumpukan sekret pada jalan napas
- Resiko
tinggi untuk defisit volume cairan s.d ketidakseimbangan intake dan output
- Gangguan
rasa nyaman: Nyeri s.d luka operatif
- Resiko
tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
RENCANA KEPERAWATAN :
1. Bersihan jalan
nafas tidak efektif s.d penumpukan sekret pada jalan napas
Tujuan :
Jalan napas menjadi bersih selama perawatan, tidak
terdapat tanda gangguan jalan napas
Intervensi :
- Monitor
kondisi jalan napas setiap satu jam sekali atau ssewaktu-waktu bila
diperlukan
R : Mengetahui/mengevaluasi
bersihan jalan napas
- Lakukan
postural drainage
R : Memungkinkan peningkatan
aliran sekret menuju bagian apikal untuk perangsangan batuk/pengeluaran sekret
- Lakukan
fibrasi dada
R : Meningkatkan aliran sekret
menuju bronkus utama
- Terangkan
penyebab penumpukan sekret
R : Meningkatkan
kolaborasi/kepatuhan klien terhadap tindakan keperawatan
- Tingkatkan/kontrol
kebutuhan cairan
R : Kurangnya cairan tubuh
memperburuk kondisi, menyebabkan retensi sekret
2.
Resiko tinggi untuk Devisit Volume
Cairan s.d ketidakseimbangan intake dan output
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, maka Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake
dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
a.
Kaji kondisi status hidrodinamika
R : Pengeluaran cairan pervaginal
sebagai akibat fisiologis pengeluaran lochea dan adanya riwayat operasi
berpengaruh terhadap kebutuhan cairan
b. Ukur pengeluaran harian
R : Jumlah cairan ditentukan dari
jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
c. Berikan cairan perenteral/rehidrasi sesuai kebutuhan
R : Motivasi
untuk memenuhi kebutuhan cairan
d.
Kaji tanda fisik adanya dehidrasi
R : Tanda pasti dehidrasi dapat diketahui
dari kondisi fisik klien
3.
Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Luka
Operatif
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami,
Intervensi :
a.
Kaji derajad nyeri yang dialami klien
R : Pengukuran nilai ambang nyeri
dapat dilakukan dengan skala maupun deskripsi.
b.
Terangkan nyeri yang diderita klien dan
penyebabnya
R : Meningkatkan koping klien
dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
c.
Kolaborasi pemberian analgetika
R : Mengurangi onset terjadinya
nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam
spectrum luas/spesifik
d. Lakukan pendidikan kesehatan teknik
distraksi
R :
Adaptasi terhadap nyeri merupakan teknik yang dapat menurunkan nyeri disamping
kecemasan
4.
Resiko tinggi untuk Infeksi s.d
perdarahan, kondisi vulva lembab
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, diharapkan tidak terjadi infeksi selama perdarahan berlangsung
Intervensi :
a.
Kaji kondisi keluaran/dischart yang
keluar ; jumlah, warna, dan bau
R : Perubahan yang terjadi pada
dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap
disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi
b.
Terangkan pada klien pentingnya
perawatan vulva selama masa perdarahan
R : Infeksi dapat timbul akibat
kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
c.
Lakukan perawatan luka dan perawtan
vulva
R :Inkubasi kuman pada area genital/luka post operatif
yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
d.
Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi
R : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda
nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala
infeksi
IMPLEMENTASI
1)
Tanggal
16 April 2001
Bersihan jalan
Napas tidak efektif s.d Penumpukan Sekret pada Jalan Napas
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
ingin buang ludah
DO :
- Terdapat
stridor pada leher, auskultasi ronchii pada lapang paru
- Klien
tampak ingin meludah
|
08.00
|
- Mengkaji
kondisi mulut
- Menanyakan
mulai timbul rasa ingin meludah
- Melakukan
auskultasi paru
- Mengatur
posisi tubuh
- Mendekatkan
bengkok di dekat klien dan mem-bantu mengatur posisi untuk meludah
- Mengatur
posisi tubuh klien
- Melakukan
fibrasi dada
|
S : Menyatakan mulai merasa meludah sejak tadi malam
Menyatakan merasa enak setelah fibrasi dada
O :
- Seluruh
lapang paru terdapat ronchii, ronchii masih ada setelah fibrasi dada
- Kondisi
mulut sedikit kotor
- Klien
meludah, sputum kental warna putih keluar + 2 cc.
A : Masalah belum teratasi,
tindakan diteruskan
P : Tindakan tetap dengan
modifikasi sesuai kondisi klien
|
- Terdapat
stridor pada leher, auskultasi ronchii pada lapang paru, suara ronchii sudah
berkurang
- Klien
tampak ingin meludah
|
10.00
10.20
|
- Mengukur
tanda-tanda vital
- Melakukan
fibrasi dada
- Menetukan
status cairan
- Merubah
posisi klien
- Menerangkan
penyebab adanya secret
- Menganjurkan
klien untuk miring kanan-kiri bergantian tiap 2 jam
|
S : Menyatakan masih ada rasa mengganjal didadanya,
ingin meludah
Mendengarkan keterangan tentang sebab adanya sekret
O :
- Seluruh
lapang paru terdapat ronchii, terutama pada basal paru kiri. ronchii masih
ada setelah fibrasi dada
- Kondisi
mulut sedikit kotor
- Klien
meludah, sputum kental warna putih keluar + 2 cc.
- Klien
miring ke kanan
A : Masalah belum teratasi,
tindakan dilanjutkan
P : Tindakan tetap dengan
modifikasi sesuai kebutuhan
|
Resiko tinggi
untuk Defisit Volume cairan
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
ingin minum
DO :
- Lochea
rubra keluar
- Bising
usus lemah
- Terpasang
infus
- Kulit
agak pucat
|
09.00
|
- Mengkaji
kondisi mukosa mulut dan bibir
- Mengukur
volume output urine
- Menghitung
kebutuhan cairan
- Mengatur
tetesan infus
- Mengkaji
kondisi jantung
|
S : Menyatakan haus
O :
- Kondisi mukosa lembab, bibir relatif kering
- Output
urine 4 jam 200 cc
- Kebutuhan
cairan harian 2200 cc
- Infus
mangalir lancar
- Tidak
terdapat murmur/galop
A : Masalah belum teratasi,
tindakan diteruskan
P : Tindakan tetap dengan
modifikasi sesuai kondisi klien
|
Gangguan rasa
Nyaman : Nyeri s.d luka operatif
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
nyeri pada perut
- Nyeri
bertambah bila mengubah posisi
DO :
- Terdapat
luka post op
- Meringis/mengeluh
saat mengubah posisi
|
08.30
|
- Mengkaji
derajad nyeri
- Membantu
klien mengubah posisi
- Menerangkan
penyebab nyeri
- Mengajarkan
teknik distraksi
- Menganjurkan
klien untuk mengunakan teknik yang diajarkan terutama saat akan beralih
posisi
|
S :
Menyatakan masih nyeri
Nyeri derajad 7 (skala 1-10)
Menyatakan nyeri berkurang dengan distraksi
Menyatakan nyeri karena luka operasi
O :
- Klien
mau mengubah posisi walau dengan nyeri
- Klien
tampak mempraktekkan teknik distraksi dengan bimbingan perawat
A : Masalah teatasi sebagian
P : penekanan edukasi dan
adaptasi nyeri.
|
Resiko Tinggi
Untuk Infeksi s.d Perdarahan, Kondisi Vulva lembab
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
habis melahirkan
DO :
- Lochea
rubra keluar, tidak berbau
- Luka
operasi tertutup dengan baik
|
11.00
|
- Mengkaji
kondisi lokhea dan kondisi balutan luka
- Menanyakan
beberapa tanda nonspesifik yang mungkin dialami klien
- Menerangkan
resiko infeksi dan cara pencegahannya
|
S :
Menyatakan masih keluar darah merah
Menyatakan tidak demam atau bertambah sakit pada bagian
kemaluan
Menyebutkan kembali resiko infeksi
O :
- Lochea
rubra + 200 cc
- Kondisi
vulva lembab, basah
A : Masalah belum teratasi,
tindakan diteruskan
P : Tindakan tetap dengan
modifikasi sesuai kondisi klien
|
2)
Tanggal
17 April 2001
Diagnosa Keperawatan Baru :
Kurang Pengetahuan tentang prosedur perawatan di ruangan
s.d kurangnya infornasi.
Muncul setelah adanya situasi klien dipindahkan dari
ruang UPI ke ruang rawat RB I. Klien menyatakan tidak tahu bagaimana perawatan
di Ruang Rawat RB I
Kurang
Pengetahuan tentang perawatan s.d kurang informasi
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
baru dipindah ke ruang rawat
- mengatakan
tidak tahu bagaimana perawatan di ruang rawat
DO :
-
|
07.00
|
- Menerangkan
tentang kegiatan rutin ruangan yang dapat dijalankan di ruang rawat
- Mengorientasikan
ruang rawat
- Menerangkan
prosedur perawatan khusus untuk klien
|
S :
Menyebutkan kembali kegiatan yang akan dijalankan
Menyebutkan prosedur perawatan yang akan dijalankan
A : Masalah teratasi
P : Tindakan keperwatan
diterminasi
|
Bersihan jalan
Napas tidak efektif s.d Penumpukan Sekret pada Jalan Napas
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
sekarang meludah enak dan tidak ada rasa mengganjal di leher
DO :
- auskultasi
ronchii pada lapang paru basal (grade I)
|
07.00
|
- Mengkaji
kondisi mulut
- Melakukan
auskultasi paru
- Mengatur
posisi tubuh
- Mendekatkan
bengkok di dekat klien dan mem-bantu mengatur posisi untuk meludah
- Mengatur
posisi tubuh klien
- Melakukan
fibrasi dada
|
S : Menyatakan enak dengan fibrasi dada
O :
- Ronchii
minimal setelah fibrasi paru
- Mulut
bersih, mukosa lembab
- Klien
meludah, sputum encer warna putih keluar + 1 cc.
A : Masalah teratasi
P : Tindakan keperwatan
diterminasi
|
Resiko tinggi
untuk Defisit Volume cairan
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
ingin minum
DO :
- Lochea
rubra keluar
- Bising
usus baik
- Terpasang
infus
- Kulit
agak pucat
|
07.30
|
- Mengkaji
kondisi mukosa mulut dan bibir
- Mengukur
volume output urine
- Menghitung
kebutuhan cairan
- Mengatur
tetesan infus
- Menganjurkan
klien untuk minum sedikit-sedikit
|
S : Menyatakan akan mulai minum air
O :
- Kondisi mukosa lembab, bibir relatif kering
- Output
urine 4 jam 250 cc
- Kebutuhan
cairan harian 2200 cc
- Infus
mangalir lancar
- Mimnum
air 100 cc
A : Masalah teratasi
P : Tindakan diterminasi
|
Gangguan rasa
Nyaman : Nyeri s.d luka operatif
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
nyeri pada perut
- Nyeri
bertambah bila mengubah posisi
DO :
- Terdapat
luka post op
- Meringis/mengeluh
saat mengubah posisi
|
08.30
|
- Mengkaji
derajad nyeri
- Membantu
klien mengubah posisi
- Menganjurkan
klien untuk mengunakan teknik yang diajarkan terutama saat akan beralih
posisi
- Menerangkan
bahwa nyeri tidak akan hilang sebelum jaringan luka sembuh
- Menyemangati
klien untuk beradaptasi dengan nyeri
|
S :
Menyatakan masih nyeri
Nyeri derajad 6 (skala 1-10)
Menyatakan nyeri berkurang dengan distraksi
Menyatakan nyeri karena luka operasi
O :
- Klien
mau mengubah posisi walau dengan nyeri
- Klien
tampak mempraktekkan teknik distraksi tanpa perawat
- Menyatakan
akan berusaha melakukan kegiatan walau dengan nyeri
A : Masalah teratasi
P : -
|
Resiko Tinggi
Untuk Infeksi s.d Perdarahan, Kondisi Vulva lembab
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
habis melahirkan
DO :
- Lochea
rubra keluar, tidak berbau
- Luka
operasi tertutup dengan baik
|
10.40
|
- Mengkaji
kondisi lokhea dan kondisi balutan luka
- Menanyakan
beberapa tanda nonspesifik yang mungkin dialami klien
|
S :
Menyatakan masih keluar darah merah
Menyatakan tidak demam atau bertambah sakit pada bagian
kemaluan
O :
- Lochea
rubra + 200 cc
- Kondisi
vulva lembab, basah
A : Masalah belum teratasi,
tindakan diteruskan
P : Tindakan tetap dengan
modifikasi sesuai kondisi klien
|
3)
Tanggal
18 April 2001
Resiko Tinggi
Untuk Infeksi s.d Perdarahan, Kondisi Vulva lembab
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
habis melahirkan
DO :
- Lochea
rubra keluar, tidak berbau
- Luka
operasi tertutup dengan baik
|
10.40
|
- Mengkaji
kondisi lokhea dan kondisi balutan luka
- Menanyakan
beberapa tanda nonspesifik yang mungkin dialami klien
- Melakukan
perawatan luka
- Menganjurkan
ibu untuk mengganti pembalut bila telah kotor atau basah, tidak terjadwal dan
diganti minimal 2 kali sehari
|
S :
Menyatakan masih keluar darah merah
Menyatakan tidak demam atau bertambah sakit pada bagian
kemaluan
Menyatakan akan mengganti pembalut
O :
- Lochea
rubra + 200 cc
- Kondisi
vulva lembab, basah
- Luka
tampak baik, tidak terdapat dischat
A : Masalah termodifikasi dalam
diagnosa Gangguan Integritas kulit s.d luka operasi
P : Tindakan dimodifikasi
sesuai diagnosa
|
Tanggal 19 April 2001
Gangguan
Integritas Kulit s.d Luka Operatif
|
|||
Data
|
Jam
|
Tindakan
|
Respon
|
DS :
- menyatakan
habis melahirkan
DO :
- Terdapat
luka operasi
- Luka
operasi tertutup dengan baik
|
10.40
|
- Mengkaji
kondisi luka
- Melakukan
perawatan luka
- Menganjurkan
ibu untuk menjaga balutan tetap kering dan bersih
|
S :
Menyatakan akan menjaga kebersihan balutan dan luka
O :
- Luka
tampak baik, tidak terdapat dischat
A : Masalah teratasi
P : -
|
0 komentar:
Posting Komentar