Sabtu, 24 Maret 2012

diare



Kamis, 30 Desember 2010


PATOFISIOLOGI DIARE

PENDAHULUAN


Diare masih merupakan masalah kesehatan tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara yang sudah maju sampai saat ini. Setiap tahun diperkirakan terdapat 4 milyar kasus diare akut . Kematian akibat diare karena infeksi berkisar 3-5 juta jiwa pertahun. Di negara maju seperti Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter. Sementara itu di Indonesia kasus diare akut karena infeksi menduduki peringkat pertama sampai keempat diantara pasien-pasien yang berobat ke rumah sakit. Untuk negara berkembang lainnya di Asia terutama Asia Selatan dan Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika, kejadian diare masih tinggi, walaupun usaha-usaha WHO untuk mengantisipasi hal tersebut sampai saat ini telah menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun.
DEFINISI


Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cair atau setengah cair setengah padat, dengan demikian kandungan air lebih banyak dari biasa. Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 x sehari.




Atas dasar lamanya terjadi diare dibedakan diare akut dan diare kronik. Diare akut adalah diare yang awitannya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau hari, dapat sembuh kembali dalam waktu relatif singkat atau kurang dari 2 minggu. Sedangkan diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu.




ETIOLOGI


Berbagai penyebab diare akut dapat dikelompokkan oleh karena infeksi dan non infeksi . Penyebab diare akut oleh karena infeksi saluran cerna oleh virus, bakteri, jamut , parasit.


Sedangkan penyebab non infeksi diantaranya adalah pemakaian obat laksan, efek samping antibiotika, diabetes melitus, psikogen.
Penyebab diare kronik antara lain intoleransi disakarida, divertikulosis, neoplasma saluran cerna, kolitis ulseratif.




PATOFISIOLOGI


Pada dasarnya diare terjadi oleh karena terdapat gangguan transport terhadap air dan elektrolit di saluran cerna. Mekanisme gangguan tersebut ada 5 kemungkinan sebagai berikut :


1.
Diare Osmotik
Diare osmotik dapat terjadi dalam beberapa keadaan :
1.1. Intoleransi makanan, baik sementara maupun menetap. Situasi ini timbul bila seseorang makan berbagai jenis makanan dalam jumlah yang besar sekaligus.
1.2. Waktu pengosongan lambung yang cepat
Dalam keadaan fisiologis makanan yang masuk ke lambung selalu dalam keadaan hipertonis, kemudian oleh lambung di campur dengan cairan lambung dan diaduk menjadi bahan isotonis atau hipotonis. Pada pasien yang sudah mengalami gastrektomi atau piroplasti atau gastroenterostomi, makanan yang masih hipertonik akan masuk ke usus halus akibatnya akan timbul sekresi air dan elektrolit ke usus. Keadaan ini mengakibatkan volume isi usus halus bertambah dengan tiba-tiba sehingga menimbulkan distensi usus, yang kemudian mengakibatkan diare yang berat disertai hipovolumik intravaskuler. Sindrom malabsorbsi atau kelainan proses absorbsi intestinal.
1.3. Defisiensi enzim
Contoh yang terkenal adalah defisiensi enzim laktase. Laktase adalah enzim yang disekresi oleh intestin untuk mencerna disakarida laktase menjadi monosakarida glukosa dan galaktosa. Laktase diproduksi dan disekresi oleh sel epitel usus halus sejak dalam kandungan dan diproduksi maksimum pada waktu lahir sampai umur masa anak-anak kemudian menurun sejalan dengan usia. Pada orang Eropa dan Amerika, produksi enzim laktase tetap bertahan sampai usia tua, sedang pada orang Asia, Yahudi dan Indian, produksi enzim laktase cepat menurun. Hal ini dapat menerangkan mengapa banyak orang Asia tidak tahan susu, sebaliknya orang Eropa senang minum susu.
1.4. Laksan osmotik
Berbagai laksan bila diminum dapat menarik air dari dinding usus ke lumen. Yang memiliki sifat ini adalah magnesium sulfat (garam Inggris). Beberapa karakteristik klinis diare osmotik ini adalah sebagai berikut:
- Ileum dan kolon masih mampu menyerap natrium karena natrium diserap secara aktif. Kadar natrium dalam darah cenderung tinggi, karena itu bila didapatkan pasien dehidrasi akibat laksan harus diperhatikan keadaan hipernatremia tersebut dengan memberikan dekstrose 5 %.
- Nilai pH feses menjadi bersifat asam akibat fermentasi karbohidrat oleh bakteri.
- Diare berhenti bila pasien puasa. Efek berlebihan suatu laksan (intoksikasi laksan) dapat diatasi dengan puasa 24-27 jam dan hanya diberikan cairan intravena.


2.
Diare sekretorik
Pada diare jenis ini terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit. Ada 2 kemungkinan timbulnya diare sekretorik yaitu diare sekretorik aktif dan pasif.
Diare sekretorik aktif terjadi bila terdapat gangguan aliran (absorpsi) dari lumen usus ke dalam plasma atau percepatan cairan air dari plasma ke lumen. Sperti diketahui dinding usus selain mengabsorpsi air juga mengsekresi sebagai pembawa enzim. Jadi dalam keadaan fisiologi terdapat keseimbangan dimana aliran absorpsi selalu lebih banyak dari pada aliran sekresi.
Diare sekretorik pasif disebabkan oleh tekanan hidrostatik dalam jaringan karena terjadi pada ekspansi air dari jaringan ke lumen usus. Hal ini terjadi pada peninggian tekanan vena mesenterial, obstruksi sistem limfatik, iskemia usus, bahkan proses peradangan.


3.
Diare akibat gangguan absorpsi elektrolit
Diare jenis ini terdapat pada penyakit celiac (gluten enteropathy) dan pada penyakit sprue tropik. Kedua penyakit ini menimbulkan diare karena adanya kerusakan di atas vili mukosa usus, sehingga terjadi gangguan absorpsi elektrolit dan air.


4.
Diare akibat hipermotilitas (hiperperistaltik)
Diare ini sering terjadi pada sindrom kolon iritabel (iritatif) yang asalnya psikogen dan hipertiroidisme. Sindrom karsinoid sebagian juga disebabkan oleh hiperperistaltik.


5.
Diare eksudatif
Pada penyakit kolitif ulserosa, penyakit Crohn, amebiasis, shigellosis, kampilobacter, yersinia dan infeksi yang mengenai mukosa menimbulkan peradangan dan eksudasi cairan serta mukus.


MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS


Tanda dan gejala diare selain berupa buang air besar cair juga dapat disertai dengan muntah, demam, nyeri perut sampai kram. Jika penyakit diare berlangsung sampai lama tanpa penanggulangan yang akurat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan yang menyebabkan renjatan hipovolumik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut.


Oleh karena kehilangan cairan maka penderita merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah / mulut kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit berkurang, suara serak. Akibat asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan cepat (pernafasan kussmaul), gangguan kardiovaskuler berupa nadi cepat, tekanan darah menurun, pucat, akral dingin kadang sianosis, aritmia jantung, anuria sampai gagal ginjal .


Pemeriksaan penunjang sangat diperlukan untuk mengetahui etiologi maupun komplikasi yang mungkin terjadi. Pemeriksaan feses lengkap dan kultur tinja diperlukan untuk mengetahui penyebab diare. Disamping laboratorium juga diperlukan pemeriksaan radiologi atau endoskopi untuk mengetahui penyebab diare lain seperti keganasan.


DAFTAR PUSTAKA


1. Park SI, Giannella RA. Approach to the adult patient with acute diarrhea. In Gastroenterology Clinics of North America. XXII (3). Philadelphia. WB Saunders.1993 : 483-97.


2. Daldiyono. Diare. Dalam : Sulaiman A, Daldyono. Akbar N (ed). Gastroenterologi Hepatologi. Infomedika Jakarta. 1990: 21-33.


3.Hendarwanto. Diare akut karena infeksi. Dalam : Suyono S, Waspaji S (ed) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam I. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.1996:451-7.


4. Nelwan RHH. Penatalaksanaan diare dewasa di milenium baru. Prosiding simposium Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.2001:49-55.


5. Ahlquist DA, Camilleri M. Diarrhea and Constipation. In : Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL (eds) Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. Mc Graw-Hill. New York 2005 : 224-32.


6.Hasler WL, Owyang C. Approch to the patient with gastrointestinal disease . In : Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL (eds) Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. Mc Graw-Hill. New York 2005 : 1725-9.

Minggu, 18 Maret 2012


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PPOM
DI RUANG DAHLIA (PARU)
RSUD ULIN BANJARMASIN


I.       PENGKAJIAN
a.       Identitas Klien/Pasien:
Nama                                       : Tn. A
Umur                                       : 65 tahun
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Agama                                     : Islam
Suku/Bangsa                           : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan                  : Kawin
Pendidikan/Pekerjaan             : SMP/Swasta
Bahasa yang digunakan          : Banjar
Alamat Lengkap                     : Jl. Veteran Gg. Turi RT. 14 No. 40
Kiriman dari                            : Datang sendiri
Tanggal Masuk Rumah Sakit  : 27-12-2007               
Tanggal Pengkajian                 : 07-01-2008
Nomor Register                       : 66 41 03

b.      Penanggung Jawab Klien/Pasien
Nama                                       : Tn. B
Hubungan dengan Klien         : Anak
Umur                                       : 26 tahun
Pendidikan/Pekerjaan             : SMA / Swasta
Alamat Lengkap                     : Jl. Veteran Gg. Turi RT. 14 No. 40

II.    ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
A.    Alasan Dirawat
Klien mengalami Sesak Nafas dan Batuk dirumah kerena sudah tidak bisa ditahan klien langsung ke RSUD Ulin untuk mendapatkan pengobatan.

B.     Keluhan Utama
Sesak napas.
Saat pengkajian keluhan utama klien masih sesak napas
1)      Provocative
Disebabkan oleh penyempitan jalan napas
2)      Quality
Klien sesak bila bernapas
3)      Regional
Pasien terlihat memegang dada pada sakit
4)      Severity Scale
Nyeri dada yang dirasakan klien yaitu nyeri sedang, dengan skala nyeri
2 (0-4)
Ket :          0 : nyeri tidak ada
                  1 : nyeri ringan
                  2 : nyeri sedang
                  3 : nyeri berat
                  4 : nyeri sangat berat
5)      Timing
Nyeri timbul kadang-kadang

III. RIWAYAT KESEHATAN
A.    Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit
Klien sering merasa sesak nafas dan batuk. Klien tidak ada riwayat hipertensi dan DM. Klien ada riwayat Asma..

B.     Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak tanggal 27-12-2007, klien mengeluh nyeri dada kanan hebat, setiap ada nyeri dada, ada batuk. Batuk sering dan telah berlangsung lama (± 3 bulan). Sering timbul ketika beraktifitas. Batuk berdahak, namun tidak ada daerah, makan kurang dan minum banyak, tidur kurang, dan klien pernah dirawat di RSUD Ulin ± 2 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama.


C.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialami oleh klien, dan tidak ada penyakit keturunan seperti Hipertensi dan DM.
Genogram :
                                               
   
 







Keterangan :
                        = laki-laki
                        = perempuan
                        = laki-laki meninggal
                        = perempuan meninggal
                        = klien

   

IV. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI
A.    Makan dan Minum
 Di rumah

 Di RS
:

:
Klien makan ± 3 kali/sehari dengan menu yang berbeda dan minum klien 5-6 gelas/hari.
Klien makan 3 x /hari, dengan diit yang sudah disediakan. Sedangkan minum klien 4-5 gelas/hari

B.     Eliminasi (BAK & BAB)
 Di rumah


 Di RS
:


:
Klien BAB ± 1 x/hari, dengan konsistensi padat-lembek dan berbau khas. Sedangkan BAK 4-6 x/hari  berwarna kuning jernih dan berbau amoniak.
Klien BAB 1 x hari di RS dengan konsistensi padat-lembek dan berbau khas feces. Dan BAK klien 4-6 x/hari warna kuning jernih dan berbau amoniak.

C.    Istirahat dan Tidur
 Di rumah
 Di RS
:
:
Klien tidur ± 7-8 jam/hari, dan istirahat 1-2 jam/hari
Klien tidur dan istirahat pada siang hari dan pada malam hari klien tidur tidak teratur karena klien sering  batuk-batuk dan terbangun.

D.    Aktivitas
Di rumah
 Di RS
:
:
Dirumah klien bekerja sebagai buruh lepas
Klien kurang bebas melakukan aktivitas karena terpasangnya infuse namun klien masih mampu berjalan pergi ke WC untuk BAB dan BAK dengan dibantu oleh keluarga.

E.     Kebersihan Diri
 Di rumah

 Di RS
:

:
Klien mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 3 x/ dalam seminggu dan potong kuku bila panjang
Klien tidak pernah mandi tapi klien diseka oleh keluarganya.


V.    PSIKOSOSIAL
A.    Psikologis
Klien mampu beradaptasi dan menerima keadaannya, serta dapat menahan emosi, karena klien menyadari sendiri penyakit yang dideritanya salah satu fakor penyebabnya yaitu kebiasaan buruk klien sebagai perokok, terhadap keadaan sekarang klien tidak pasrah dan selalu berusaha untuk sembuh dari penyakitnya.

B.     Sosial
Klien mampu bersosialisasi dengan baik antara sesama orang yang ada di sekitarnya maupun terhadap klien yang lain, serta klien sangat menghargai orang lain khususnya petugas yang melayaninya. Klien terlihat sering dikunjungi oleh keluarganya dan tetangganya.

C.    Spiritual
Klien beragama Islam, selama di RS klien tidak dapat melakukan ibadah tetapi klien tetap berdo’a dan berzikir.

VI. PEMERIKSAAN FISIK
A.    Keadaan Umum
1.      Keadaan Umum    : tampak sakit sedang
2.      Kesadaran                         : Compos Mentis         GCS                : 4 5 6
3.      Ciri-ciri tubuh        : Kulit sawo matang dan rambut penuh dengan uban
4.      Vital Sign              : TD : 110/70 mmHg               RR      : 28 x/mnt       
  N    : 80 x/mnt                       Suhu    : 34,90C

B.     Head To Toe
1.      Kepala dan Rambut
Bentuk kepala simetris, rambut berwarna putih (uban), tidak terlihat benjolan pada kepala.
2.      Mata
Bentuk luar simetris kiri dan kanan, tidak ada strabismus, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak terdapat peradangan, pupil dan reflek cahaya baik.
3.      Hidung (Penciuman)
Bentuk simetris, tidak ada peradangan dan perdarahan, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip, kebersihan baik.



4.      Telinga (Pendengaran)
Bentuk simetris, tidak terdapat radang, tidak ada kotoran/cairan yang keluar dari telinga, fungsi pendengaran baik, klien dapat mendengarkan pembicaraan perawat.
5.      Mulut & Gigi
Mukosa mulut agak kering, fungsi pengecapan baik, tidak ada nyeri dan dapat mengunyah dengan baik.
6.      Leher
Pada leher tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat kaku kuduk pada leher.
7.      Thorax
Gerakan ekspansi dada simetris, nyeri pada skala 2 (nyeri sedang), klien merasa sesak.
8.      Abdomen
Tidak ada luka operasi, tidak terdapat nyeri tekan pada perut, kebersihan perut bersih.
9.      Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, mempunyai 6 orang anak, tidak ada peradangan dan tidak ada nyeri saat BAB dan BAK.
10.  Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah dapat digerakkan, tidak ada pembatasan gerak anatomis, tidak ada kekakuan sendi dan atrofi otot, tidak terdapat oedem, skala tonus otot :
11.  Integumen
Kebersihan kulit baik, turgor kulit baik kembali dalam 2 detik, kulit teraba dingin, suhu 34,90C.


VII.          PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Tanggal 27-12-2007
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokri
Eusinofil
Neutrofil
Limfosit

:
:
:
:
:
:
:
12.1 gr/dl
19.500 /ul
4.08 juta/ul
36 Vol %
0.0%
87.4%
8.5%


Normal



:
:
:
:
:
:
:
13.0-17.5 g/dl
4.000-10.500 /ul
4.50-6.00 juta/ul
40-50 Vol %
10-30 %
50.0-70.0 %
25.0-40.0 %


VIII.       PENGOBATAN
Tanggal 28-12- 2006
-          IVFD RL : D5   1 : 1  20 tetes/menit
-          Salbotamol  3x1 tab
-          OBH      3 x 1 sendok the
-          Amoxicilin  3 x 1 tab













IX. ANALISA DATA
No
Data Subjektif & Objektif
Etiologi
Masalah
1
DS:





DO:
-          Klien mengeluh susah untuk bernafas
-          Klien mengatakan dada terasa nyeri. Skala nyeri 2 : nyeri sedang (skala 0-4)

-          Klien terlihat sesak saat bernafas
-          Respirasi 28 x/mnt

Akumulasi secret pada saluran pernapasan
Bersihan jalan napas tidak efektif
2
DS:



DO:
-          Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena batuk dan terbangun

-          Klien tampak batuk-batuk
-          Mata klien tampak merah

Sesak napas dan batuk
Gangguan pola istirahat dan tidur




















X.    DAFTAR MASALAH
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal Muncul
Tanggal Teratasi
1
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret pada saluran pernapasan ditandai dengan:
07-01-2008

DS:





DO:
-          Klien mengeluh susah untuk bernafas
-          Klien mengatakan dada terasa nyeri. Skala nyeri 2 : nyeri sedang (skala 0-4)

-          Klien terlihat sesak saat bernafas
-          Respirasi 28 x/mnt

2
Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak napas dan batuk ditandai dengan
07-01-2008

DS:



DO:
-          Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena batuk dan terbangun

-          Klien tampak batuk-batuk
-          Mata klien tampak merah














XI.       PERENCANAAN KEPERAWATAN

No
Hari/Tgl/ Jam
Dx. Kep.
 Tujuan
Rencana Keperawatan
Rasional
1
Senin
07-01-08
11.00 wita

I

Jalan napas menjadi efektif selama 2 hari  perawatan dengan kriteria:
-          Klien tidak mengeluh sesak bernapas
-          Dada klien tidak nyeri lagi
1)      Observasi vital sign



2)      Atur posisi klien (posisi Fowler)


3)      Ajarkan klien untuk batuk efektif


4)      Anjurkan klien untuk minum air hangat
1)      Untuk mengetahui perkembangan klien
2)      Membantu perkembangan paru, mengurangi tekanan gravitasi
3)      Mengurangi akumulasi secret pada saluran napas
4)      Mengencerkan secret sehingga mudah dikeluar-kan ketika batuk efektif

2
Senin
07-01-08
11.00 wita

II

Istirahat (tidur) klien tidak terganggu lagi selama 2 hari perawatan dengan kriteria :
-          Klien dapat tidur nyenyak
-          Batuk dan sesak berkurang maupun hilang
1)      Kaji pola istirahat dan tidur klien




2)      Ciptakan lingkungan yang kondusif


3)      Atur jadwal tindakan medik


4)      Batasi waktu/jam kunjungan keluarga klien
1)      Untuk menentu-kan intervensi yang tepat dalam membantu pola istirahat dan tidur klien.
2)      Lingkungan yang tenang membantu klien bisa istirahat dan tidur dengan nyenyak
3)      Jadwal tindakan medik menunggu waktu istirahat dan tidur klien
4)      Waktu istirahat klien akan terganggu oleh kunjungan keluarga dan tetangga klien sehingga pengaturan antara jadwal istirahat dengan jadwal kunjungan



XII.    IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Hari/Tgl/Jam
Dx. Kep.
Implementasi
            Evaluasi         
1
Senin
07-01-08
11.00 wita

I

1)      Mengoservasi vital sign
2)      Mengatur posisi klien (posisi Fowler)
3)      Mengajarkan klien untuk batuk efektif
4)      Menganjurkan klien untuk minum air hangat
S:







O:


A:
P:
-          Klien mengeluh susah untuk bernafas
-          Klien mengatakan dada terasa nyeri. Skala nyeri 2 : nyeri sedang (skala 0-4)

-          Klien terlihat sesak saat bernafas

Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan

2
Senin
07-01-08
11.00 wita

II
1)      Mengkaji pola istirahat dan tidur klien
2)      Menciptakan lingkungan yang kondusif
3)      Mengatur jadwal tindakan medik
4)      Membatasi waktu/jam kunjungan keluarga klien
S:





O:




A:
P:
-          Klien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena batuk dan terbangun

-          Klien tampak batuk-batuk
-          Mata klien tampak cekung

Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan















XIII.  CATATAN PERKEMBANGAN
No
Hari/Tgl/Jam
Dx. Kep.
            Evaluasi         
1
Senin
07-01-08

I

S:


O:

A:
P:
-          Klien mengatakan susah bernafas
-          Klien mengatakan dada masih terasa nyeri.

-          Klien terlihat  sesak  saat bernafas

Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan

2
Senin
07-01-08


II

S:

O:


A:
P:
Klien mengatakan susah bisa tidur dengan nyenyak

-          Klien  batuk-batuk
-          Mata klien merah

Masalah belum teratasi
Intervensi dilanjutkan
3
Selasa
08-01-08

I

S:


O:

A:
P:
-          Klien mengatakan tidak susah lagi bernafas
-          Klien mengatakan dada masih terasa nyeri.

-          Klien terlihat tidak sesak lagi saat bernafas

Masalah teratasi sebagian
Intervensi dilanjutkan

4
Selasa
08-01-08


II

S:

O:


A:
P:
Klien mengatakan sudah  bisa tidur dengan nyenyak

-          Klien tidak batuk-batuk lagi
-          Mata klien tidak merah lagi

Masalah teratasi sebagian
Intervensi dilanjutkan

5
Rabu
09-01-08

I

S:


O:

A:
P:
-          Klien mengatakan tidak susah lagi bernafas
-          Klien mengatakan dada masih terasa nyeri.

-          Klien terlihat tidak sesak lagi saat bernafas

Masalah teratasi sebagian
Intervensi dilanjutkan

6
Rabu
09-01-08


II

S:

O:


A:
P:
Klien mengatakan sudah  bisa tidur dengan nyenyak

-          Klien tidak batuk-batuk lagi
-          Mata klien tidak merah lagi

Masalah belum teratasi
Intervensi dihentikan

By :
Free Blog Templates