LAPORAN PENDAHULUAN
Lekore dan Kandidiasis
Definisi
Lekore adalah suatu gejala yang sering ditemukan dalam
kasus-kasus kebidanan, terdapat kurang lebih sepertiga dari penderita
ginekologik mengeluh keputihan dan pada wanita hamil angka tersebut mencapai 50
– 70 %.
Lekore (Fluor albus, keputihan) adalah cairan yang keluar
pervaginam secara berlebihan selain darah yang membasahi vestibulum dan vagina,
dan memberikan keluhan subjektif pada penderita (Purnawan Junadi, 684).
Etiologi
Lekore fisiologis dapat terjadi karena kehamilan,
premenstrual, pasca menstruasi, pasca partum, ovulasi dan pasca coitus.
Sedangkan lekore patologis dapat disebabkan oleh radang, iritasi/ benda asing
atau adanya proses keganasan.
Diagnostik
Diagnosis etiologik lekore harus
berdasar pada:
1.
Anamnesis: apakah keputihan yang terjadi itu terus
menerus atau kadang-kadang, apakah ada hubungannya dengan fase-fase haid,
bagaimana sifat lekorenya, apakah lendir, berwarna keputihan atau atau
kekuningan. Bagaimana sekret vagina apakah banyak, sedikit. Apakah menimbulkan
rasa gatal yang hebat.
2.
Pemeriksaan umum seperlunya (disesuaikan dengan keluhan
dari penderita).
3.
Pemeriksaan ginekologik.
Pemeriksaan ini harus dikerjakan secara sistematik, dimulai
dengan inspeksi vulva (apakah ada tanda bekas garukan, apakah vulva basah),
palpasi kelenjar bartholini dan kelenjar skene, selanjutnya dillanjutkan dengan
pemeriksaan yang menggunakan spekulum untuk melihat serviks, pemeriksaan ini
sangat penting karena sebagian besar dai lekore berasal dari serviks.
Pada akhirnya dilakukan pemeriksan bimanual untuk menetukan
posisi dan besarnya uterus dan keadaan parametrium, malposisi dapat menyebabkan
bendungan vena sehingga menyebabkan hipersekresi kelenjar endoserviks.
4.
Pemeriksaan laboratorik
Lakukan pemeriksaan sediaan basah untuk menentukan adanya
Trichomoniasis Vaginalis dan Candida Albicans. Lakukan pulasan gram atau pap
smear pulasan ini untuk menentukan gonoroe dan bakteri lain.
Lekore Fisiologik
Sejumlah sekret mukoid dari kelenjar endoserviks selalu ada
dalam vagina yang berfungsi dalam mempertahankan kelembaban vagina. Sekret ini
tampak bening jika baru keluar dari serviks dan kemudian menjadi agak keruh
karena mengandung sedikit lekosit dan flora vagina yang sebagian besar terdiri
dari basil doderline. Asam laktat menyebabkan pH vagina rendah dan keasaman ini
menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Proliferasi epitel, pH vagina dan
sekresi kelnjar endoserviks vagina bergantung pada kadar estrogen dalam darah.
Pada wanita yang baru lahir epitel vaginanya lebih tebal, pH rendah dan ada
sekresi mukoid dari kelenjar endoserviks karena estrogen berasal dari ibu.
Setelah bayi berumur 1 bulan dan selama masa kanak-kanak epitel vagina menjadi
tipis. Menjelang menarche kadar estrogen mengalami peningkatan, sehingga epitel
vagina menjadi tebal lagi, pH rendah dan vagina menjadi lebih basah. Selama
masa reproduksi sekret vagina juga berubah-ubah menurut kadar estrogen dan
progestron. Perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
Pada fase pasca menstruasi sedikit
Pada fase proliferatif, makin lama makin banyak
Pada fase ovulasi paling banyak
Pada fase pasca ovulasi, makin lama makin sedikit
Pada fase premenstruasi dapat bertambah banyak lagi
Pada fase menopause epitel vagina menjadi tipis, pH
meningkat dan vagina menjadi lebih kering, terdapat variasi individual, yaitu
ada yang mengeluarkan sekret lebih banyak atau sedikit.
Stimulasi seksual baik fisik maupun emosional dapat
menyebabkan sekresi bertambah. Dalam kehamilan kadar hormon tinggi sehingga
menyebabkan hipersekresi kelenjar endoserviks.
Pentalaksanaan
Pada keadaan yang fisiologis, keputihan tersebut tidak perlu
diberikan pengobatan.
Bila ibu merasa cemas berikan penjelasan tentang proses
terjadinya keputihan dan juga dapat diberikan sedatif.
Lekore Patologik
Dapat timbul karena:
1.
Radang yang disebabkan oleh: trikomoniasis,
kandidiasis, gonore, vaginitis senilis, endoservitis akut atau kronis,
vaginitis hemofilus vaginalis.
2.
Iritasi benda asing yang dapat disebabkan oleh iritasi
khemis/ iritasi vagina (vaginal jelly), adanya benda asing (tampon, pesarium
atau IUD).
3.
Tumor yang dapat berupa tumor jinak, seperti polip,
mioma uteri, kista atau dapat berupa tumor ganas (kanker serviks).
Kandidiasis
Gambaran klinik yang mungkin didapatkan:
Penderita mengeluhkan kemaluan sangat gatal, kdang-kadang
sukar tidur dan terdapat banyak bekas garukan. Sekresi seperti susu kental dan
warna putih kekuningan sekret tidak berbau. Seringkali terdapat disuri yang
khas yaitu suami yang mengeluh preputium atau glans penisnya gatal sekali pada
pemeriksaan hapusan terlihat jamur. Seringkali ditemukan adanya faktor
predisposisi seperti Diabetes Melitus, pemakaian antibiotika yang lama,
defisiensi vitamin, pemakaian hormon kortikosterid dan kontrasepsi oral.
Penatalaksanaan
1.
Kendalikan atau hilang faktor predisposisinya.
2.
Berikan gentian violet 1 % kemudian usapkan ke seluruh
bagian vagina.
3.
Berikan antibiotik (Mikostatin 3 x 1 tablet selama 10
hari).
4.
Secara lokal berikan 1 tablet vaginal Mikostatin/
Mikonazol selama 10 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Junadi,
Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedoteran Universitas Airlangga.
Price, Sylvia
Anderson, Wilson Lorraine Mc Carty. 1994. Patofisiologi Proses Penyakit Edisi 4.
Alih bahasa Peter Anugrah. Jakarta: EGC.
Suparman. 1987.
Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit Kedokteran.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS LEKORE KANDIDIASIS
DI POLI KANDUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
SURABAYA
Pengkajian
1.
Biodata
Nama : Ny. E.
Umur :
21 Tahun
Alamat :
Surabaya
Jenis kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Pekerjaan :
Swasta
Bangsa/ suku :
Indonesia/ jawa
Nama suami :
Tn. R
No. DMK :
10095590
Diagnosa medis :
Lekore Candidiasis vagina.
2.
Keluhan utama
Klien mengungkapkan saat ini ia mengeluarkan cairan melalui
kemaluan cairan berwarna kekuningan kental disertai rasa gatal pada sekitar
kemaluan.
3.
Riwayat penyakit sekarang
+ sejak 5 bulan yang lalu klien mulai merasakan
adanya pengeluaran cairan/ lendir yang berwarna putih dan mulai timbul rasa
gatal.
4.
Riwayat penyakit dahulu
Klien mengungkapkan pernah menderita Condyloma Acuminata
tetapi sudah berobat ke dokter dan mendapat terapi di Couter dengan TCA pada
tanggal 3/10/’01, 11/10’01 dan pada 23/11’01.
Selain itu klien mengungkapkan tidak menderita penyakit
berat seperti kencing manis dan tekanan darah tinggi.
5.
Riwayat penyakit keluarga
Klien mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang
menderita sakit tumor, tekanan darah tinggi maupun kencing manis.
6.
Data psikososial spiritual
Klien mengatakan ingin cepat sembuh karena gatal yang
dialaminya sangat menggangunya dalam bekerja, klien mengungkapkan tidak tahu
darimana datangnya penyakit yang dialaminya ini. Klien bertanya bagaimana
perawatanya di rumah.
Klien sudah menikah selama 1 tahun tetapi belum dikaruniai
anak, tetapi klien mengatakan semua sudah diatur Tuhan.
Klien menganut agama islam rajin beribadah, klien
menggunakan bahasa indonesia/ jawa dalam berkomunikasi, klien mampu membina
hubungan yang baik dengan petugas terbukti klien mau menjawab semua pertanyaan
yang diajukan oleh petugas.
7.
Pola aktivitas sehari-hari
a.
Aktivitas istirahat
Klien mengungkapkan bekerja di
pabrik mulai jam 06.00 s/d jam 15.00 dengan waktu istirahat 1 jam. Klien
mengungkapkan tidur mulai jam 22.00 s/d jam 05.00 kadang-kadang terbangun
karena gatal yang dirasakan.
b.
Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 kali
sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayuran yang berganti dan tidak ada
pantang terhadap makanan tertentu.
c.
Eliminasi
Klien mengatakan buang air kecil
5-6 kali sehari, warna urine kuning jernih.
Klien mengatakan buang air besar 1 x/ hari konsisitensi lembek.
d.
Hygiene perseorangan
Klien mengatakan mandi 2 x/hari dengan sabun, klien
mengtakan sehabis buang air kecil diceboki dengan air, klien mengungkapkan
ganti celana dalam sehari sekali.
8.
Pemeriksaan fisik
Kesadaran :
Komposmentis GCS 4-5-6
Abdomen :
Tidak ada nyeri tekan, bising usus + normal 10 x/mnt,
perkusi perut timpani, tidak
terdapat defens muskular.
Tekanan darah : 120/80
mmHg
Nadi :
84 x/mnt
Pernafasan :
18 x/mnt
9.
Pemeriksaan status ginekologis
Haid :
Teratur.
Tanggal haid terakhir :
25-12-‘01
Siklus :
30 hari.
Lamanya haid :
8 hari
Rasa sakit :
selama haid
Keputihan: :
ya, + 5 bulan yang lalu.
Vagina Touche :
Tidak ada perdarahan, tampak ada
keputihan.
Vulva :
Fluxus (-), fluor (+).
Portio :
Tertutup, licin dan tidak ada nyeri goyang.
Corpus uteri :
Antero flexi biasa
Adnexa parametri Ka/ki :
Tidak terdapat masa ataupun nyeri
Cavum douglas : Tidak menonjol.
10. Pemeriksaan
penunjang
Pada tgl 10/01/’02 dilakukan
pemeriksaan vaginal swab dengan hasil :
- Candida
1-2.
Analisa data
Terbatasnya informasi
Kurang
mengetahui
tentang kebersihan daerah genitalia
Terjadi fluor albus
Diagnosa keperawatan:
Kurangnya pengetahuan tentang perawatan higinitas daerah
genitalia berhubungan dengan terbatasnya informasi yang ditandai dengan klien
mengungkapkan tidak tahu sakitnya darimana datangnya, klien mengatakan haya
cebok dengan air setelah buang air kecil, klien mengatakan ganti celana dalam
sehari sekali, klien bertanya kepada petugas tentang perawatanya di rumah.
Tujuan:
Klien memiliki pengetahuan yang cukup tentang fluor albus
setelah mendapat penjelasan dari petugas dengan kriteria:
- Klien
mampu menjelaskan kembali tentang penyebab fluor albus.
- Klien
mampu menjelaskan kembali tanda-tanda fluor albus yang abnormal.
- Klien
mampu menjelaskan kembali tentang cara pencegahannya.
Perencanaan
1. Jelaskan
kepada klien tentang penyebab terjadinya fluor albus.
2. Jelaskan
kepada klien tentang proses terjadinya fluor albus.
3. Jelaskan
kepada klien tentang beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya fluor albus.
4. Anjurkan
kepada klien untuk kontrol secara teratur dan meminum obat yang diberikan secara
rutin.
5. Observasi
kemampuan ibu dalam menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas.
Pelaksanaan
1. Menjelaskan
pada klien tentang beberapa penyebab terjadinya keputihan adalah: jamur/
bakteri (karena kurang bersih dalam menjaga kebersihan daerah kelamin), atau
adanya penyakit lain (tumor).
2. Menjelaskan
kepada klien bahwa keputihan dapat terjadi itu secara normal atau tidak normal.
Keputihan yang normal yaitu keputihan yang terjadi pada sat sebelum menstruasi,
pada saat hamil, tetapi menjadi tidak normal jika pengeluaran lendir secara
berlebihan dan terus menerus, berbau dan biasanya menimbulkan rasa gatal.
3. Menjelaskan
kepada klien tentang beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya kekambuhan dari keputihan adalah:
- Menjaga
kebersihan daerah genitalia dengan baik (cebok dari arah depan kebelakang
dengan menggunakan sabun).
- Mengganti
celana dalam, gunakan celana dalam yang katun dan tipis serta mudah menyerap
keringat.
- Anjurkan
kepada suami untuk ikut kontrol serta meminum obat yang diberikan dokter agar
tidak terjadi saling menularkan penyakit.
4. Menganjurkan
kepada klien untuk kontrol secara rutin dan menghabiskan obat yang diberikan
dokter meskipun keluhan sudah berkurang.
5. Menganjurkan
pada klien untuk menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas.
Evaluasi
Tgl 10/01/’02 jam 11.30:
Masalah teratasi, klien mampu menjelaskan kembali tentang
penyebab, proses terjadinya fluor albus serta cara pencegahannya.
0 komentar:
Posting Komentar