Senin, 06 Februari 2012

intervensi Bayi suhu dan infeksi



Nama Klien         :

Bangsal/Tanggal :
ASUHAN KEPERAWATAN
Bayi Ny. Jauhari
RSB. Budi Kemuliaan                       Mata Ajaran : Maternitas
Tanggal 22 Oktober 2011                                                                                  Nama Mhs : munajat afiat

Dx. Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi

1.Potensial Gangguan  perubahan suhu tubuh sehubungan dengan :
·  Pengeluaran panas se-cara evaporasi, kon-veksi, konduksi dan radiasi.
·  Kegagalan menyesuai-kan dengan suhu ling-kungan.
Suhu tubuh tetap dalam batas normal.
Kriteria :
·  Suhu kulit dan ketiak 36,5°C- 37°C
·  Suhu rektal 36,7 ° C - 37,2 ° C.
·  Tidak ada tanda-tanda hipotermi
1.Pertahankan suhu kamar tetap pada 24°C.






2.Usahakan bayi dalam keadaan hangat dengan menutup dengan selimut/ baby blangket.

3.Monitor suhu axila, kulit dan lingkungan setiap 30 - 60 menit selama periode stabilisasi.



4.Kaji pernafasan , catat adanya tachipnoe ( R > 60x/mt).




5.Catat tanda-tanda stress sekunder : kedinginan, pucat, sesak nafas, gelisah, letargi, kulit dingin.





6.Catat adanya tanda-tanda dehidrasi (seperti ubun-ubun cekung, suhu meningkat, turgor kulit lembek,membran mukosa kering.

7.Beri cairan lebih awal per oral




Kolaborasi :
·  Periksa kultur.
Pada suhu lingkungan yang rendah, bayi akan mening-katkan suhu tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan aktifitas motorik sehingga konsumsi kebutuhan oksigen meningkat.

Mencegah kehilangan panas secara radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi.


Terjadinya sedikit proses metabolisme bila suhu 36°C, sebagai indikator yg. tepat adalah pengeluaran energi pada bayi saat penyesuaian dengan suhu lingkungan

Respon meningkatnya kebu-tuhan oksigen karena kedi-nginan dan usaha utk mengeluarkan CO2 adalah untuk memperbaiki asidosis respiratorik.

Hipotermi akan meningkatkan kebutuhan O2 dan glukosa, sering disertai hipoglikemi dan gangguan pernafasan, dingin  akan mengakibatkan vasokon-triksi perifer, penurunan suhu kulit,pucat, biru, menunjukan adanya hipoksia.

Suhu pada axila lebih dari 37°C dianggap hipertermia akan mengakibatkan penge-luaran panas yg berlebuhan pd bayi.

Setiap kenaikan suhu 1°C, kebutuhan cairan dan metabolisme meningkat 10%. Kegagalan pemenuhan cairan akan terjadi dehidrasi.

Mendeteksi adanya bakteri dan ketepatam therapi

·  Mempertahankan suhu ruangan dengan membuka jendela secu-kupnya, dan jangan membiarkan jendela terbuka terus.
·  Memasang kelambu pada boks.



·  Menutupi bayi dengan selimut.
·  Segera mengganti popok dan alas serta selimut jika basah.


·  Mengukur suhu melalui rektal.
·  Meraba daerah abdomen untuk mengetahui adanya penurunan atau peningkatan suhu tubuh.



·  Mengukur frekuensi pernafasan selama 1 menit.
·  Observasi adanya tachipnoe, cyanosis dan penggunaan otot tambahan pernafasan.


·  Mengobservasi adanya tanda-tanda stress kedinginan, pucat, sesak nafas, kulit teraba dingin






·  Memeriksa keadaan ubun-ubun.
·  Mengukur suhu rektal.
·  Memeriksa turgor kulit.
·  Memeriksa mukosa membran..


·  Menetekkan bayi sedini mungkin.
·  Menganjurkan ibu untuk menetekkan bayi minimal 2 jam sekali


Tidak dilakukan  karena belum ada indikasi.
S: Ibu mengatakan bayi-nya  sehabis netek kerja-nya selalu tidur terus dan jarang menangis

O: Suhu rektal 36°C, Warna kulit : normal, Nadi 116X/mt, Kulit hantat, Bayi tertidur pulas.

A: Hipotermia / Hiper termia tidak terjadi.

P: Intervensi dilanjutkan untuk mempertahankan suhu bayi.

Tgl 22-10-1996


Budhy Ermawan.

2.Potensial terjadinya in-feksi sehubungan dgn penurunan neutrofil dan imunoglobulin spesifik ( Ig M, Ig A)
Infeksi tidak terjadi.
Kriteria :
·  Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti panas,panas, pe-ningkatan Heart rate, bengkak, ke- lainan  fungsi.
Kaji faktor resiko yg merupakan predisposisi ter-jadinya infeksi pada bayi melalui plasenta atau jalur asenden.

1.Kaji umur kehamilan  bayi







2.anjurkan keluarga dan petugas untuk Cuci tangan dengan sabun atau dis-infektan sebelum dan sesu-dah pegang bayi.



3.Gunakan peralatan secara individual



4.Kaji ruam dan interupsi pada kulit, hindari menggosok berlebihan,gunakan sabun                                                                                                                                                                                                                                                                     secukupnya,usap lembut dgn handuk pada saat menge-ringkan .
Mengetahui adanya penyakit infeksi seperti GO. Infeksi Streptokokus grup B atau infeksi virus sebagai pre-disposisi infeksi pada bayi.

Kehamilan trimester ke III memberikan kekebalan pasif terhadap kuman kokus gram + (pneumokok, streptokok dan meningokok),hemofilus, influenza dan tixin(difteri ,tetanus).

Tangan bersih merupakan salah satu pelindung bayi dari infeksi. preparat iodophor efektif utk gram + dan gram -




Menlindungi kontaminasi silang pada bayi secara langsung atau droplet infection


Kulit merupakan kekebalan nonspesifik yang melindungi masuknya kuman, terlalu kuat menyebabkan lecet. Bahan kimia, sabun menyebabkan kulit rusak.
·  Mengkaji tentang yang diderita selama kehamilan.
·  Menanyakan pada klien pernah menderita penyalit tertentu  se-lama dengan pada status ANC.

Melihat dari status ANC.
·  Mengkaji HPHT.
·  Menentukan HPL.




·  Mencuci tangan dengan dis-infektan sebelum dan sesudah pegang bayi.
·  Memakai jas, masker, sandal jepit khusus.
·  Mengajarkan cara cuci tangan yang benar pada keluarga.

·  Menggunakan peralatan I set untuk 1 bayi.
·  Menerapkan prinsip anti septik dan aseptik pada setiap tindakan.

·  Mengkaji adanya ruam dan interupsi pada kulit.
·  Menggunakan sabun lembut dan secukupnya pada saat memandikan.
·  Mengeringkan tubuh dengan cara yang lembut dan hati-hati setelah mandi.
S:
·  Ibu menyatakan tidak pernah sakit selama kehamilan. dan me-ngatakan bayi selalu tidur pulas.
O:
·  Dari kartu ANC ibu tidak pernah menderita penyakit tertentu..
·  Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada bayi: tidak ada pening-katan suhu tubuh, suhu rektal 36,6°C, nadi: 116x/mt, tidak ada tanda radang. bayi tdk rewel,usia kehamilan 38 mnggu.
A:Tidak terjadi infeksi.
P: Lanjutkan intervensi.

3. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi sehubungan dengan : kurangnya informasi tentang perawatan bayi.
Data Subyektif:
·  Ibu mengatakan takut memegang bayi.
·  Ibu mengatakan belum ada pengalaman merawat bayi.
Data Obyektif :
·  Tampak kaku memegang bayi.
·  Cara menetekkan yang salah.
Ibu mampu memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis bayi dgn mendemonstrasikan cara-cara merawat bayi
à  Kaji pengetahuan klien ttg kebutuhan fisiologis bayi dan adaptasi dengan lingkungan  baru spt : mempertahankan suhu tubuh, nutrisi. Berikan koreksi bila melakukan tin-dakan yang salah dgn cara mendiskusikan.



à  Diskusikan ttg kondisi bayi dan reaktifity.





à  Berikan informasi keadaan yang umum terjadi pada bayi & ibu  : pseudomensturasi, mamaebengkak,joundice,caputsucedaneum,cephalhematuoma dan milia.
à  Berikan infaormasi ttg pola tidur normal dan cara meningkatkan tidur.
à  Demonstrasikan cara menyusui, memegang bayi, mengganti popok dan perawatan talipusat.
à  Berikan informasi ttg tanda-tanda emergensi pada bayi dan tempat-tempat yg harus di hubungi.
à  Membantu ortu utk mengerti cara pemenuhan kebut. fisi-ologis bayi : mencegah hilangnya panas,pemenuhan nutrisi,kondisi sal kencing dan pencernaan.





à  untuk mengetahui prilaku bayi setelah 30 menit lahir, biasa-nya bayi tidur pulas ,kemudian bangun, muntah, regurgitasi & pengeluaran mekonium.

à  Membantu ortu ttg variasi yg normal pada bayi utk mengu-rangi kecemasan.



à  Bayi normal biasanya me-merlukan waktu tidur 17 jam.

à  Meningkatkan pengetahuan prinsip-prinsip perawatan bayi baru lahir.

à  utk mendeteksi dini adanya penyakit dan siapa yg harus dihubungi.

à  Mengkaji pengetahuan klien ttg perawatan bayi.
à  Menjelaskan cara mempertahan-kan suhu tubuh bayi: membungus, menyelimuti, mengganti popok bila basah.
à  Menganjurkan ortu utk meneteki secara teratur (2-3jam 1x).
à  Mendemonstrasikan cara member-sihkan saat bab/bak.

à  Mendiskusikan ttg prilaku bayi bahwa sebagian besar waktunya digunakan utk tidur.




à  Menjelaskan hal yg bersifat fisio-logis biasa terjadi pada bayi spt: pseudomensturasi,Joundice,milia.
à  menjelaskan pd ortu ttg: caput succedaneum, cephal hematoma.

à  Berikan informasi bahwa bayi memerlukan tidur 17 jam.

à  Mendemonstrasikan cara menyusui, mengganti popok, menggendong,perawatan tali pusat.
à  Menganjurkan bila ada tanda-tanda emergensi dibawa kesarana kesehatan terdekat.
S: Ibu mengatakan tdk ta-kut lagi memegang ba-yinya.
O:
à  ibu dpt menjelaskan ca-ra mempertahankan su-hu tubuh bayi, cara me-netekkan,memendikan,merawat talipusat.
A: Masalah teratasi.

P: Berikan intervensi tambahan jika diperlukan


0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates