Rabu, 01 Agustus 2012


PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA IBU HAMIL

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil antara lain
1.      Uterus
a.       Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan   hiperplasi otot polos rahim, serabut – serabut kolagennya menjadi higroskopik endometrium menjadi desidua ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapitasi lebih dari 4000 cc.
b.      Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
c.       Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur   telur. Rahim yang kira – kira sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
d.      Posisi Rahim
1)      Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
2)      Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
3)      Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
4)      Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri. (Rustam Mochtar, 1998 : 36)

e.       Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak – anak   cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah. ( Rustam Mochtar, 1998 : 36)
f.       Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
1)      Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak antara pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2)      Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di bawah pusat.
3)      Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri terlatak setinggi pusat.
4)      Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di atas pusat. Menurut Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari simpisis adalah 26,7 cm diatas simpisis.
5)      Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus xiphoideus.
6)      Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan tapi melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus xiphoideus. ( Rustam Mochtar, 1998 : 52)
2.      Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus, karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livide disebut tanda Chadwick. ( Rustam Mochtar, 1998 : 35)
3.      Ovarium (indung telur)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone (kira – kira pada kehamilan  16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. (Rustam Mochtar, 1998 : 35)
4.      Vagina dan vulva
Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen. Akibat   hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda Chadwick. (Rustam Mochtar, 1998 : 35)
5.      Dinding Perut (Abdominal Well)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. ( Rustam Mochtar, 1998 : 36)
6.      Mammae
Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Dapat teraba noduli – noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena – vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning. ( Rustam Mochtar, 1998 : 40)
Perkembangan payudara ini karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesterone dan somatomamotropin.
a)      Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara lain:
(1)         Estrogen, berfungsi :
(a)          Menimbulkan hipertrofi system saluran payudara.
(b)         Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin besar.
(c)          Tekanan serat syaraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
(2)         Progesteron, berfungsi :
(a)          Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
(b)         Menambah sel asinus.
(3)         Somatomamotropin, berfungsi :
(a)          Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan  laktoglobulin.
(b)         Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.        ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 95 )
b)      Perubahan payudara pada ibu hamil
(1)         Payudara menjadi lebih besar
(2)         Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
(3)         Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan  areola  mamae.
(4)         Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih jernih (kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
(5)          Pengeluaran ASI belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone).
(6)         Setelah persalinan , dengan dilahirkannya plasenta pengaruh estrogen, progesterone dan somotomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 95 )
7.      Sirkulasi darah
a)      Volume darah
Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu  yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasio kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. ( Rustam Mochtar, 1998 : 37 )
b)      Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama  trimester kedua dan naik lagi seperti pada prahamil. Tekanan vena dalam batas – batas normal. Pada ekstremitas atas dan bawah cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata – ratanya 84 kali permenit. ( Rustam Mochtar, 1998 :38 )
c)      Jantung
Pompa jantung mulai naik kira – kira 30%. Setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu – minggu terakhir kehamilan.     ( Rustam Mochtar, 1998 : 38 )
8.      Sistem respirasi
Wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus       yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas dada (thoracic breathing). ( Rustam Mochtar, 1998 : 38)
9.      Saluran pencernaan
Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Mungkin ini  akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot – otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus – usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi akan tetapi menimbulkan pola obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan – bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologik. Salivasi ini adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, inipun menjadi patologik. (Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97 )
10.  Traktus urinarius
Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan olehkarena uterus lebih sering memutar ke arah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering memakai tangan kanannya atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut lebih sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra. Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Reabsorbsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam folik dalam kehamilan.             ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97)
11.  Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat – alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai cloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah – olah retak – retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru – biruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albikantes. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide bersama striae albikantes. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97 – 98 )
12.  Sistem Endokrin
Beberapa kelenjar endokrin terjadi perubahan seperti :
a)      Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
b)      Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
c)      Kelenjar adrenal : tidak begitu terpengaruh
13.  Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
a)      Tingkat metabolic basal(basal metabolic rate,BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.
b)      Keseimbangan asam –alkali (acic base balance) sedikit mengalami perubahan  konsentrasi alkali:
(1)         Wanita tidak hamil :155 mEg/liter
(2)         Wanita hamil : 145 mEg/liter
(3)         Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEg/liter
(4)         Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEg/ liter
c)      Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus,alat kandungan,   payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
d)     Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering  kencing, dan kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dalam keadaaan hamil, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma insulin dan hormon-hormon adrenal 17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus diperhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
e)      Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainya terdapat di badan, perut, paha dan lengan.
f)       Metabolisme mineral
(1)         Kalsium dibutuhkan rata – rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan      tulang terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30 – 40 gram.
(2)         Fosfor : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari.
(3)         Zat besi : dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg, atau 30-50 mg    sehari.
(4)         Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
g)      Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan pada keracunan hamil pre-eklamasi dan eklamsi) kenaikan berat badan wanita hamil disebabkan oleh :
(1)         Janin , uri, air ketuban, uterus.
(2)         Payudara,kenaikan volume darah,lemak, protein,dan retensi air.
h)      Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,khususnya sesudah kehamilan 5 bulan keatas. Namun bila dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori.
i)        Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein. Di Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B, oleh karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin. ( Rustam Muchtar, 1998 : 39-40 )
14.  Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah :
a)      Peregangan otot - otot
b)      Pelunakan ligamen - ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah :
a)      Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
b)      Otot – otot abdomal (meregang ke atas uterus hamil)
c)      Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan bagian   bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan kehamilan . Oleh karena itu masalah postur merupakan hal biasa dalam kehamilan :
a)      Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan merubah dimensi  tubuh dan pusat gravitasi.
b)      Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda-benda   ( dan memar biru ) dan kehilangan keseimbangan ( lalu jatuh ).             ( PusDikNaKes, 2003 :100 )

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates