Kamis, 19 April 2012

KEHAMILAN DAN KB


TUGAS MATERNITAS
logo ph.jpg

Disusun oleh:
RACHMAD FAUZIE

YAYASAN SEPULUH JUNI
AKADEMI KEPERAWATAN PANDAN HARUM
BANJARMASIN
2011




TUGAS MATERNITAS TENTANG KEHAMILAN DAN KB

TUGAS PERTAMA

1.DIAGNOSA DAN INTERVENSI PADA MASING-MASING TRIMESTER(1,2,3)

A.Trimester 1 
1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Intervensi :
a) Kaji kondisi status hemodinamika
b) Ukur pengeluaran harian
c) Berikan sejumlah cairan pengganti harian
d) Evaluasi status hemodinamika
2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan,penurunan sirkulasi
Intervensi :
a.       Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
b.      Kaji pngaruhaktivitas terhdap kondisi uterus/kandungan
c.       Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari 
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringanintrauteriTujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi :
a. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
c.  Kolaborasi pemberian analgetika
View Mode
BookSlideshowScroll
Top of Form

 B.Trimester 2
1. Risiko terhadap gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik respon orang lain
Intervensi Keperawatan :
- Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal danabnormal, tanda dan gejala.
- Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya/potensial masalahjantung/ginjal /diabetik.
- Ukur tekanan darah dan nadi. Laporkan jika peningkatansistolik lebih dari 30mmHg

2. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d terus membutuhkan informasi sesuai perubahantrimester II yang dialami 
Intervensi Keperawatan :
- Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimesterII
 - Berikan pengetahuan terhadap kebutuhan Ferosulfat danAsam Folat
 - Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diberikanuntuk mengontrol atau mengatasi masalah medis

3. Ketidakefektifan pola nafas b.d pergeserandiafragma karena pembesaran uterus
 Intervensi Keperawatan : 
- Kaji status pernapasan
- Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadiatau ada sebelumnya ( misalnya alergi, einitis, asma,masalah sinus, tuberkolosis )
- Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankanpentingnya masukan vitamin atau fero sulfat prenatal setiaphari

C.Trimester 3
1. ganguan pola tidur yang b.d ketidaknyamanan tahap lanjut kehamilan 
intervensi:
a.menjelaskan & menyakinkan ttg insomnia merupakan hal yg umum
b.Demonstrasikan cara melakukan perawatan diri.Mis; thenik realaksasi, latihan kegel, dll.

2. nyeri tungkai yang b.d edema di pergelangan kaki.
Intervensi:
a.Mengali kemungkinan klien naik tangga berapa kali setiap hari.
b.Menggali kemungkinan klien beristirahat dengankaki diangkat selama 1 
5-20 menit  pagi, siang,& malam.
c.Menganjurkan klien menggunakan korset.
d.Menganjurkan klien untuk minum sebanyak 8 gelas/hari.

3. Ansietas Yang B.D KurangnyaPengetahuan Tentang Tanda-tandaPersalinan Prematur.
Intervensi:
a.Menjelaskan cara untuk mengkaji dan menghitung lama kontraksi pada klien.
b.Menganjukan agar pamflet ditaruh ditempat yang dapat dengan mudah dilihat oleh suami/keluarga


2.ASKEP PADA KEHAMILAN NORMAL


KONSEP DASAR
PERSALINAN NORMAL

A. PERSALINAN
1. PENGERTIAN
Menurut Wiknjosastro (2002), persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
Sedangkan menurut Halminton (2005), persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir (Mochtar, 2005).

2. ETIOLOGI
Menurut Manuaba (2008), penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron. Teori Oxytocin, jika oxytocin bertambah maka akan timbul kontraksi otot-otot rahim, keregangan otot-otot dan pengaruh janin. Teori prostalglandin: prostalglandin dalam sperma akan merangsang kontraksi uterus. Teori penurunan progesterone: akan terjadi kontraksi jika progesterone turun.

3. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan menurut Mochtar (2005) adalah:
a. Pasage (Jalan lahir)
Jalan lahir bayi (panggul) terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1) Bagian keras: panggul kecil
2) Bagian lunak: otot-otot dasar panggul (perinium) dan alat reproduksi dalam (serviks)
b. Pasanger (janin)
Dipengaruhi oleh
1) Letak: melintang, kepala diatas, kepala dibawah.
2) Posisi
3) Presentasi: bagian yang paling awal terlihat saat bayi akan lahir, antara lain: presentasi kepala, bokong, kaki, bahu.
c. Power (kekuatan/his)
Merupakan tenaga utama dari ibu. Ini dipengaruhi oleh hormon progesteron, oksitosin dan prostalglandin
d. Psyche/kondisi psikologis ibu
Pengeluaran hormon persalinan sangat dipengaruhi kondisi psikologis/emosional seseorang. Jika terjadi kecemasan pada ibu, hormon untuk berkontraksi tidak ada, sehingga his tidak ada maka persalinan terganggu.
e. Position (posisi saat melahirkan)
Posisi ibu saat melahirkan sebaiknya yang gravitasinya tinggi sehingga bayi cepat turun/lahir. Misalnya dengan berdiri, duduk, jongkok. Tetapi gaya ini memiliki kelemahan yaitu sulit mengontrol cidera pada ibu dan bayi.

4. TANDA-TANDA PERSALINAN
Menurut Manuaba (2007), tanda-tanda persalinan adalah:
a. Tanda persalinan sudah dekat (awal persalinan)
1) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke–36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
a) Kontraksi Braxton hicks
b) Ketegangan dinding perut
c) Ketegangan ligamentum rotandum
d) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
2) Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
a) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
b) Dibagian bawah terasa sesak
c) Terjadi kesulitan saat berjalan
d) Sering miksi (beser kencing)
e) Terjadinya his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
3) Sifat his permulaan ( palsu )
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b) Datangnya tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d) Durasinya pendek
e) Tidak bertambah bila beraktifitas


b. Tanda persalinan
1) Terjadinya his persalinan , his persalinan mempunyai sifat :
a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
b) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
c) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
d) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
a) Pendataran dan pembukaan
b) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
3) Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

5. KOMPLIKASI PADA PERSALINAN
a. Infeksi
b. Retensi plasenta
c. Hematom pada vulva
d. Ruptur uteri
e. Emboli air ketuban
f. Ruptur perineum (Hachermoore, 2001).

6. TAHAP-TAHAP PERSALINAN
Menurut Winkjosastro (2002), persalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu:
a. Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm) proses ini terbagi dalam dua fase yeitu :
1) Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
2) Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif
b. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
c. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.

7. LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median/mediolateral atau lateral
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit. Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
1) Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan sempurna
2) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
3) Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
1) Kateterisasi kandung kemih
2) Menjahit luka spontan atau luka episiotomi (Saifudin, 2001)

8. DIAGNOSIS DAN PENANGANAN PERSALINAN
a. Kala I
1) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
2) Penanganan
a) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
b) Jika ibu tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
c) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
e) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar/kecil.
f) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan kipas angin/AC, kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
g) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
h) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
3) Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partograf. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
a) Warna cairan amnion
b) Dilatasi serviks
c) Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu. Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam.
4) Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
a) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
c) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
5) Kemajuan pada kondisi janin
a) Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (<100 atau >180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
b) Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
c) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab tersebut.
6) Kemajuan pada kondisi ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
a) Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan analgesia secukupnya.
b) Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
c) Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera berikan dektrose IV.
b. Kala II
1) Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5–6 cm.
2) Penanganan
a) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa nyaman, menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu
b) Menjaga kebersihan diri
c) Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
d) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
e) Mengatur posisi ibu
f) Menjaga kandung kemih tetap kosong
g) Memberikan cukup minum
3) Posisi saat mengejan
a) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
b) Ibu dibimbing untuk mengejan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambil nafas
c) Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi (<120 x/menit.

4) Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
a) Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
b) Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua :
a) Tidak turunnya janin dijalan lahir
b) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
5) Kelahiran kepala bayi
a) Mintalah ibu mengejan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
b) Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
c) Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
d) Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
e) Periksa tali pusat: Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
f) Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
6) Kelahiran bahu dan anggota seluruhnya
a) Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
b) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
c) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
d) Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
e) Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
f) Letakkan bayi tersebut diatas perut ibunya
g) Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
h) Jika bayi menangis atau bernafas (dada bayi terlihat naik turun paling sedikit 30x/m) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
i) Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
j) Klem dan potong tali pusat
k) Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada si ibu.
l) Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
c. Kala III
1) Manajemen Aktif Kala III
a) Pemberian oksitosin dengan segera
b) Pengendalian tarikan tali pusat
c) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
2) Penanganan
b) Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
(1) Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
(2) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
c) Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
(1) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
(2) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
(3) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3 menit)
(4) Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
(5) PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
(6) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
(7) Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
(8) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
(9) Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
d. Kala IV
1) Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa–si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
2) Penanganan
a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
b) Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
c) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
d) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e) Biarkan ibu beristirahat
f) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
g) Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
h) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
i) Ajari ibu atau keluarga tentang :
(1) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
(2) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi



DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M., dkk., 2001,Rencana perawatan maternal bayi, EGC, Jakarta.

Hachermoore. 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, Hypokrates, Jakarta.

Halminton P. M. 2005, Dasar-dasar keperawatan maternitas, Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Manuaba, I. B. G. 2007, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, EGC, Jakarta.

Manuaba, I. B. G. 2008, Operasi kebidanan kandungan dan keluarga berencana untuk dokter umum, EGC, Jakarta.

McCloskey, & Bulechek. 2006, Nursing interventions classifications, 2nd edition, Mosby-Year book.Inc, New York.

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W. S., & Setiowulan, W., 2008, Kapita selekta kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta.

Mochtar, R. 2005, Sinopsis obstetri, obstetri operatif, obstetri sosial, EGC, Jakarta.

NANDA, 2005-2006, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Saifuddin A.B. 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta

Saifuddin A.B. 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta

Wiknjosastro, H. 2002, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

University IOWA., NIC and NOC Project., 2001, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN NORMAL
ASUAHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
PEMAKAIAN KB SUNTIK DI POLI KB
RSD ULIN BANJARBARU

I.Pengkajian
A.Identitas
1. Identitais Klien
Nama                           : Ny. z
Umur                           : 34 thn
Status Perkawinan        : Sudah kawin
Pekerjaan                     : IRT
Pendidikan                   : SMA
Agama                         : Islam
Alamat                         : jl.kuin selatan
Tanggal MRS               : 27 Maret 2011
Tanggal Pengkajian      :29 marret 2011
No RMK                      :
2.Identitas penanggng  jawab
Nama                           : Tn.A
Umur                           : 36 thn
Pekerjaan                     : Karyawan
Alamat                         : jl.kuin selatan
Hubunga dg keluarga   : Suami

B.Riwayat Kesehatan
1.Keluhan utama
Pasien mengatakan ingin memeriksaka kandungannya
2.Riwayat penyakit sekarang
            Pasien datang kruang poli KB pada tanggal 29 Maret 2011 tepatnya jam 09.00 dengan tujuan ingin memeriksaka kehamilannya.
3.Riwayat Penyakit dahulu
            Pasen sebelmnya tiak pernah menerita peyakit  kronis.
4.Riwayat Kehamilan
            Klien mengatakan ini adalah hamil kuanya dan anak pertamanya berumr 9 thn.
5. Riwayat Obstetri
Usia menarche                         : 14 thn
Siklus haid                               : 30 hari
Lama haid                                : 7 hari
Nyeri haid                                : kadang-kadang
Usia ketika kawin                    : 24 th
Usia ketika hamil                     :26 th
C.Pemeriksaaan Fisik
1.Keadaan umum
Kesadaran                                : Compos mentis
BB                                           : 49 kg
2.TD                                        : 130/80mmHg

II.Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terhadap gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik respon orang lain
. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d terus membutuhkan informasi sesuai perubahantrimester II yang dialami 
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d pergeserandiafragma karena pembesaran uterus 

III.Intervensi
1. Risiko terhadap gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik respon orang lain
Intervensi Keperawatan :
- Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal danabnormal, tanda dan gejala.
- Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya/potensial masalahjantung/ginjal /diabetik.
- Ukur tekanan darah dan nadi. Laporkan jika peningkatansistolik lebih dari 30mmHg

2. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d terus membutuhkan informasi sesuai perubahantrimester II yang dialami 
Intervensi Keperawatan :
- Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimesterII
 - Berikan pengetahuan terhadap kebutuhan Ferosulfat danAsam Folat
 - Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diberikanuntuk mengontrol atau mengatasi masalah medis

3. Ketidakefektifan pola nafas b.d pergeserandiafragma karena pembesaran uterus
 Intervensi Keperawatan : 
- Kaji status pernapasan
- Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadiatau ada sebelumnya ( misalnya alergi, einitis, asma,masalah sinus, tuberkolosis )
- Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankanpentingnya masukan vitamin atau fero sulfat prenatal setiaphari

IV.Implementasi
1. Risiko terhadap gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik respon orang lain
Implementasi Keperawatan :
- Meninjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal danabnormal, tanda dan gejala.
- meperhatikan riwayat yang ada sebelumnya/potensial masalahjantung/ginjal /diabetik.
- Mengukur tekanan darah dan nadi. Laporkan jika peningkatansistolik lebih dari 30mmHg

2. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d terus membutuhkan informasi sesuai perubahantrimester II yang dialami 
Implementasi Keperawatan :
- Meninjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimesterII
 - Memerikan pengetahuan terhadap kebutuhan Ferosulfat danAsam Folat
 - Mediskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diberikanuntuk mengontrol atau mengatasi masalah medis
3. Ketidakefektifan pola nafas b.d pergeserandiafragma karena pembesaran uterus

 Implementasi Keperawatan : 
- Mengkaji status pernapasan
- Mendapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadiatau ada sebelumnya ( misalnya alergi, einitis, asma,masalah sinus, tuberkolosis )
- Mengkaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankanpentingnya masukan vitamin atau fero sulfat prenatal setiaphari

3.KETIDAKNYAMANAN YANG DIRSAKAN PADA IBU HAMIL PADA TRIMESTER 1,2,3
Kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada wanita sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman. Hal ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil.
1.    Ketidaknyamanan Payudara
  • Nyeri,rasa penuh atau tegang
  • Pengeluaran colostrums (susu jolong)
  • Hiperpigmentasi (penghitaman kulit)
Penyebabnya:
  • Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi
    Adanya peningkatan  pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi)
Cara mengatasinya:
  • Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara
  • Pakai nipple pad (bantalan) yg dapat menyerap pengeluaran kolostrum.
  • Ganti segera jika kotor , bersihkan dengan air hangat dan jaga agar tetap kering
2.    Peningkatan frekwensi urinasi
Pengeluaran air kencing yang tidak dapat ditahan saat batuk, bersin dan tertawa (stress incontinence)
Penyebab:
Berkurangnya kapasitas kandung kencing akibat penekanan rahim
Cara mengatasi:
  • Kosongkan kandung kencing secara teratur
  • Batasi minum di malam hari
  • Pakai pembalut wanita, ganti segera jika basah
3.    Rasa lemah dan mudah lelah
Penyebab:
Peningkatan metabolism
Peningkatan hormone estrogen/progesterone,relaxin dan HCG
Cara mengatasi:
Istirahat sesuai kebutuhan
Konsumsi menu seimbang untuk mencegah anemia (kurang darah)
4.    Mual dan muntah
Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning sickness)
Penyebab:
  • Respon emosional ibu terhadap kehamilan
  • Peningkatan hormone HCG
Cara mengatasi:
  • Hindari perut kosong atau penuh
  • Hindari merokok atau asap rokok
  • Makan makanan tinggi karbohidrat: biscuit,
  • Makan dengan porsi sedikit tapi sering
  • Istirahat di bed sampai gejala mereda
  • Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan / bidan setempat bila mual, muntah terus menerus.
5. Pengeluaran Air Ludah Berlebihan ( Piyalism )
Penyebab
Stimulasi kelenjar ludah oleh peningkatan hormon esterogen
Malas Menelan ludah akibat mual
Cara Mengatasi
Kunyah permen karet atau hisap permen yang keras untuk memberikan kenyamanan
6. Keputihan
Penyebab
  • Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan sel-sel
  • Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim
Cara Mengatasi
  • Jangan membilas bagian dalam vagina
  • Kenakan pembalut wanita
  • Jaga kebersihan alat kelamin ( termasuk membersihkan dari arah depan ke belakang )
  • Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau perubahan sifat dan warna
7. Ginggivitis dan Epulis
peradangan pada gusi, tonjolan pada gusi, kemerahan dan mudah berdarah
Penyebab
Peningkatan pembentukan gusi dan peniingkatan pembuluh darah pada gusi
Cara Mengatasi
  • Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayuran dan buah
  • Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut
8. Hidung Tersumbat, Mimisan ( Epitaksis )
Penyebab
Peningkatan pembuluh darah pada membran mukosa hidung
Cara Mengatasi
  • Hirup uap hangat
  • Hindari perlukaan pada hidung
  • Jika perlu gunakan tetes hidung
Trimester 2
Kehamilan merupakan proses alamiah pada wanita yang akan menimbulkan berbagai perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, hal ini merupaka kondisi yang normal pada wanita hamil. Beberapa ibu biasanya mengeluh hal-hal yang membuat kehamilannya tidak nyaman dan kadang menyulitkan ibu.
Gatal-gatal
Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian lain terutama pada lipatan-lipatan
Penyebab
  • Perenggang kulit
  • Peningkatan pengeluaran keringat
Cara mengatasi
  • Potong dan bersihkan kku agar jika tergaruk tidak menimbulkan bekas
  • Jaga kebersihkan kulit
  • Mandi guyur minimal 2x sehari
  • Kurangi pemakaian sabun
Pusing, dapat pingsan, mual, keringat dingin, pucat dalam posisi terlentang
Penyebab
Rahim menekan pembuluh darah
Cara mengatasi
Ambil posisi iring ke kiri atau setengah duduk dengan lutut agak ditekuk hingga gejala hilang
Ulu hati terasa panas
Penyebab
  • Kelambatan pengosongan lambung
  • Lambung terdesak oleh rahim
Cara mengatasi
  • jangan mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas seperti kubis, nangka, sawi dan durian
  • Hindari mengkonsumsi makanan yang berleak dan posrdi besar misalnya daging
  • Minum sedikit susu atau teh hangat
  • Jika gejalan semakin perah, hubungi tenaga kesehatan
Sembelit atau susah buang air besar (BAB)
Penyebab
  • Peningkatan penyerapan air oleh usus
  • Konsumsi tablet zat besi
  • Kurang minum
  • Kurang mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan
  • kurang gerak badan
  • Penekanan usus oleh pembesaran rahim
Perut Kebung
penyebab
  • Pengaruh hormonal
  • banyak menelan udara

Cara mengatasi
  • Kunyak makanan perlahan sampai halus
  • Hindari makanan yang memproduksi gas, makanan berlemak dan porsi besar misalnya daging
  • Buang air besar secara teratur
Keputihan
penyebab
  • Pengaruh horonal
  • Peningkatan produksi lendir
Cara mengatasi
  • Jangan membilas bagian dalam liang senggama
  • Kenakan pembalut wanita dan segera ganti jika sudah basah
  • Jaga kebersihan alat kelamin ( bersihkan dari arah depan ke belakang)
  • Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat dan warna segera laporkan dan konsultasikan pada tenaga kesehatan
Varises
Pada kaki dan daerah kemaluan
Penyebab
  • Keturunan
  • Pengaruh hormon kehamilan
  • Pembesaran rahim yang menghabat aliran darah
  • mengejang saat buang air besar
Cara mengatasi
  • jangan terlalu lama berdiri atau duduk
  • hindari pakaian ketat
  • Cukup bergerak
  • Berbaring dengan kedua kaki ditinggikan misalnya dengan di ganjal bantal
  • Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar
Sakit Kepala
Penyebab
  • Ketegangan emosional
  • Ketegangan pada mata (gangguan atau masalah pada mata)
Cara mengatasi
  • santai dan istirahat
  • Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika berlangssung terus menerus
Nyeri pada lipatan paha
penyebab
Penarikan otot paha akibat pembesaran rahim
Cara mengatasi
  • Istirahat
  • Posisi jongkok dengan kedua  paha membuka atau tekuk lutut ke arah dada
  • Pakai penahan perut tetapi jangan yang menekan perut
  • Kompres hangat pada daerah yang nyeri
Nyeri Sendi
Pada punggung dan tekanan pada panggul
Penyebab
Perubahan keseimbangan tubuh oleh pembesaran perut
Cara mengatasi
  • Santai dan istirahat
  • Pakai sepatu berhak rendah
  • Latihan menggoyangkan panggul
Trimester 3
2.2 Ketidaknyamanan yang umum terjadi dalam masa kehamilan trimester III
Ketidaknyamanan kehamilan trimester III adalah keadaan tidak nyaman yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu dari mulai umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu.4 Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: Peningkatan frekuensi berkemih/nokturia, Konstipasi/ sembelit, Edema, Insomnia, Nyeri pinggang , Keringat berlebihan, dan sebagainya2.
Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan tersebut dapat membuat perbedaan signifikan terhadap cara wanita memandang pengalaman kehamilannya. Aspek fisiologis,anatomis dan psikologis yang mendasari setiap ketidaknyamanan (jika diketahui) dijelaskan untuk merangsang pikiran ibu hamil mencari upaya lebih lanjut untuk mengatasinya. Cara mengatasi ketidanyamanan ini didasarkan pada gejala yang muncul5. Adapun ketidaknyaman-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil trimester III adalah:

2.2.1 Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena: Peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah normal
Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah:
1) Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari.
2) Makanlah makanan yang berserat tinggi seerti sayuran dan buah-buahan.
3) Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).
4) Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara no. 1 sampai 3 diatas 2.

2.2.2 Edema atau pembengkakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia5
Adapun cara penangaannya adalah sebagi berikut:.
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4) Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul

2.2.3 Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu.
Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:
1) Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil. Selain membahayakan janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
2) Ibu hamil diharapkan menghindari kafein
Menghindari kafein dapat membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
3) Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur
Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.
4) Usahakan tidur sebentar di siang hari
Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
5) Buat jadwal yang teratur
Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
6) Biasakan miring kiri
Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.
7) Kurangi minum pada malam hari
Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
8) Minum segelas susu hangat
Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi mudah mengantuk13.



2.2.4 Nyeri punggung bawah (Nyeri Pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini. Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1) Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah
2) Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah jongkok
Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
1) Postur tubuh yang baik
2) Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
3) Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat
4) Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
5) Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)
6) Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
7) Kompres es pada punggung
8) Pijatan/ usapan pada punggung
9) Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan5.



2.2.5 Kegerahan
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa menyebabkan anda mudah merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan ini muncul saat kandungan mencapai 20 minggu atau saat aliran darah di dalam tubuh mulai meningkat.
Kegerahan disebabkan selain karena peningkatan kadar hormone progesteron yang membuat pembuluh darah melebar dan aliran darah lebih meningkat, bisa juga disebabkan metabolisme di tubuh yang makin meningkat makin tinggi laju metabolisme, makan banyak pula kalori atau energy panas yang dihasilkan atau dilepaskan. Selain itu, disebabkan juga karena proses bernapas dan berkeringat yang anda lakukan, yang antara lain berfungsi membuang kelebihan panas di dalam tubuh ibu hamil. Janin juga mengahasilkan panas di dalam tubuhnya, tetapi janin belum bisa melakukan proses berkeringat dan bernapas maka kelebihan panas di dalam tubuh janin di buang ke melalui tubuh ibu. Itu sebabnya, semakin bertambah usia janin anda, panas yang dikeluarkan tubuhnya juga semakin banyak. Anda pun jadi mudah kegerahan, serta akan lebih banyak mengelurakan keringat.
Cara mengatasi kegerahan yang dialami oleh ibu hamil adalah:
1) Pakai baju yang longgar dan nyaman.
2) Pilihlah baju dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti dari bahan katun.
3) Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering membuka jendela atau pintu.
4) Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.
5) Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.
6) Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat2.

2.2.6 Sering Buang Air Kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang12. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah:
1). Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya
2). Mengurangi asupan cairan pada sore hari


2.3 Primigravida dan Multigravida
2.3.1 Primigravida
Primigravida adalah Wanita yang baru hamil untuk pertama kalinya14 . seorang ibu primigravida biasanya mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilannya berlangsung. Hal ini mempengaruhi psikologis ibu, karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tersebut. Kurangnya pengetahuan ini juga menyebabkan ibu primigravida tidak tahu cara mengatasi ketidaknyamanan yang ibu rasakan.

2.3.2 Multigravida
Multigravida adalah ibu yang sudah hamil atau sedikitnya telah hamil lebih dari dua kali6. Ibu multigravida biasanya lebih berpengalaman dalam mengenali ketidaknyamanan kehamilan sehingga ibu juga mampu mengatasai ketidaknyamanan sehingga ibu biasanya lebih siap dalam mengatasi ketidaknyamanan yang ibu rasakan. Perilaku ibu ini dipengaruhi juga oleh berbagai faktor termasuk pengaruh lingkungan sekitar, ibu multigravida biasanya sudah mendapatkan informasi dari lingkungan sekitar, media massa dan ibu juga sudah berkali-kali mendapatkan informasi tentang bagaimana mengatasi ketidaknyamanan kehamilan dari petugas kesehatan yang terlatih sehingga dapat merubah perilaku mereka. Perilaku dibentuk oleh kebiasaan, yng diwarnai oleh adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Perilaku adalah hasil dari proses yang berlangsung selama perkembangan.

2.4. Kriteria Ibu Hamil
2.4.1 Umur
Umur pasien sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas. Proses reproduksi sebaiknya berlangsung pada saat ibu berumur 20 – 35 tahun, sebab, pada saat itu penyulit kehamilan jarang terjadi.

2.4.2 Gravida
Pada primigravida umumnya belum mempunyai gambaran mengenai kejadian-kejadian yang akan dialami saat hamil dan cara mengatasi ketidaknyamanan atau hal-hal yang terjadi pada saat hamil. Oleh sebab itu penting sekali mempersiapkan ibu dengan memberikan penjelasan yang diperlukan mengenai kehamilan dan bagaimana harus menjalani kehamilan itu supaya kehamilan tidak berubah menjadi suatu hal yang tidak normal. Sedangkan pada ibu yang sudah pernah mempunyai anak akan mempunyai gambaran dan pengalaman dalam mnjalani kehamilan sehingga ibu yang sudahpernah hamil akan lebih tanggap apabila ada hal-hal yang mengganggu kenyamanannya, sehingga akan lebih siap dalam menjalani sebuah kehamilan

2.4.3 Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan formal adalah segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum, maupun yang bersifat khusus. Pendidikan informal adalah pendidikan dan pelatihan yang terdapat di luar lingkungan sekolah, dalam bentuk yang tidak terorganisasi.
Dalam arti formal pendidikan adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku. Sedangkan tugas pendidikan disini adalah memberikan atau peningkatan pengetahuan dan pengertian, menimbulkan sikap positif serta memberikan / meningkatkan keterampilan-keterampilan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Salah satu jenis pendidikan diantaranya adalah pendidikan formal yaitu pendidikan yang diperoleh dilingkungan sekolah seperti SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi dan lain-lain. Pendidikan formal berfungsi untuk mengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan yang bersifat khusus.
Pendidikan formal di dapatkan dari sekolah, pendidikan informal didapatkan diluar sekolah misalnya dalam keluarga atau masyarakat. Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan yang rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat dan pengetahuannya pun akan semakin tinggi.
Pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang tidak peduli terhadap program kesehatan yang ada, sehingga mereka tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi. Walupun ada sarana yang baik belum tentu mereka tahu menggunakannya.
Perilaku hidup sehat sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk. Tingkat pendidikan yang masih rendah merupakan salah satu sebab rendahnya pemahaman masyarakat terhadap informasi kesehatan serta pembentukkan perilaku sehat.
Tingkat pengetahuan yang tinggi pada seseorang akan menjadikannya lebih kritis dalam menghadapi berbagai masalah. Sehingga pada wanita yang mempunyai tingkat pendidikan yang baik akan membangkitkan partisipasinya dalam memelihara dan merawat kesehatannya. Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung akan memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya.
Pendidikan dan pendapatan keluarga dihubungkan dengan nutrisi yang dikonsumsi sehari-hari, higiene serta kepatuhan untuk melakukan pemeriksaan secara teratur. Pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi. Walaupun ada sarana yang baik belum tentu mereka tahu menggunakannya. Dengan pendidikan yang tinggi maka semakin banyak seseorang mengetahui tentang permasalahan yang menyangkut perbaikan lingkungan dan hidupnya.

2.4.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah segala usaha yang dilakukan atau dikerjakan untuk mendapatkan hasil atau upah yang dapat dinilai dengan uang. Dalam pekerjaan selalu terdapat tuntutan perubahan kebutuhan yang cepat akan keterampilan dan pengetahuan, dengan bekerja seseorang dapat lebih memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih baik, khususnya pengetahuan tentang kesehatan.
Dalam pekerjaan selalu terdapat tuntutan perubahan kebutuhan yang cepat akan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memegang pekerjaan yang mengarah kesistem kerja yang otomatis. Untuk memenuhi tuntutan dibutuhkan informasi yang lengkap dan cepat, maka dari itu orang yang bekerja akan memiliki akses yang lebih baik tentang berbagai informasi.

4.PENYULUHAN PADA IBU HAMIL
1.KEHAMILAN
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir.
Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan.

2. ANTENATAL CARE
A. Pengertian
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.
Salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan antenatal adalah bidan. Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus ujian yang di tentukan serta memperoleh ijazah yang terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melaksanakan praktek sesuai dengan profesinya.

B. Tujuan Antenatal
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
3.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

C. Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :

1.      Kunjungan Pertama
a)      Catat identitas ibu hamil
b)      Catat kehamilan riwayat sekarang
c)      Catat riwayat kehamilan dan persalinan lain
d)      Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
e)       Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
f)       Pemeriksaan obstetric
g)      Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
h)       Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
i)         Penyuluhan/konseling

2.      Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
a)      Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b)      Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28)
c)      Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36).

3.      Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”
a) (Timbang) berat badan
b) Ukur (Tekanan) darah
c) Ukur (Tinggi) fundus uteri
d) Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e) Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f) Tes terhadap penyakit menular sexual
g) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a)Mengupayakan kehamilan yang sehat
b)Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
c)Persiapan persalinan yang bersih dan aman
d)Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Konsep Pemeriksaan Kehamilan
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan
- Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan khusus obstetri
- Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis / kesimpulan
d. Diagnosis banding
e. Prognosis

4.      Pemberian Vitamin Zat Besi
Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 M (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. Zat besi paling baik di konsumsi di antara waktu makan bersama jus jeruk (vitamin C) (Konsep Kebidanan ; 2003).

5.      Jadwal Imunisasi TT
Antigen Interval
(selang waktu minimal) Lama perlindungan % perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -
TT2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99

6.      Jadwal Kunjungan Ulang
a)      Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk :
- Penapisan dan pengobatan anemia.
- Perencanaan persalinan.
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b)      Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan:
- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
- Penapisan pre eklamesia, gamelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan.
- Mengulang perencanaan persalinan.
Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) :
- Sama seperti perkunjungan II dan III.
- Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.
- Mengenali tanda-tanda persalinan.








TUGAS KEDUA

1.TUJUAN PELAYANAN KB
A.Tujuan Umum  Kb
Meningkat kan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga nya dalam rangka mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk.
B.Tujuan Khusus Kb
Meningkatkan kesadaran masyarakat /keluarga dalam menggunakan alat kontrasepsi. 
-menurunkn jumlah angka kelahiran bayi
-meningkatkan kesadaran masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan kelahiran                                


2.METODE KB
Kondom
Kondom terbuat dari lateks yang dipakai untuk membungkus penis saat berhubungan intim. Gunanya, untuk mencegah sperma masuk ke liang vagina sehingga tidak menimbulkan pembuahan. Harganya relatif murah.

2. Pil
Pil ini adalah alat kontrasepsi yang berisi estrogen dan progesteron. Estrogen menghentikan produksi sel telur sementara progesteron menghalangi sperma untuk tidak membuahi sel telur. Harganya 14-50 dolar per bulan.

3. Morning After Pil
Pil jenis ini adalah pengontrol kelahiran yang diminum setelah melakukan hubungan seks. Bisa minum sampai lima hari. Cara kerja pil ini sama dengan pil. Bedanya, jumlah yang diminum lebih banyak. Harganya 10-70 dolar.

4. Suntikan
Suntikan adalah melepaskan hormon progesteron yang bisa menghalangi sperma menjangkau sel telur. Harganya 35-75 dolar.

5. Cincin Vagina
Cincin Vagina ini adalah sebuah cincin plastik yang dimasukkan ke dalam vagina sekali dalam sebulan dan berada di sana selama tiga minggu. Cincin itu diambil pada minggu keempat dalam bulan. Cincin itu melepas estrogen dan progesteron ke tubuh. Estrogon menghentikan produksi sel telur. Harganya 15-50 dolar.

6. Kontrasepsi "Bolu"
Kontrasepsi jenis ini terbuat dari busa berbentuk bolu dengan diameter sekitar dua inci. Saat melakukan hubungan seks, busa ini dimasukkan ke dalam vagina. Fungsinya membendung sperma. Harganya 9-15 dolar per paket (isi tiga)

7. Kondom Cewek
Kondom jenis ini adalah sebuah plastik flesibel dengan cincin pada kedua ujungnya. Sebelum berhubungan seks, kondom cewek ini dimasukan ke dalam vagina. Cincin pada bagian ujung dimasukan ke dalam vagian, sementara cincin yang lainnya berada di luar vagina selama melakukan hubungan seks. Harganya 4 dolar per buah.

8. IUD (Hormonal Intrauterine Device)
Bentuknya kecil dan berupa huruf T, terbuat dari plastik yang fleksibel. Fungsinya bisa melepas sedikit progesteron secara berkala. IUD dimasukkan dokter. Tujuannya untuk mencegah sperma mencapai sel telur. Harganya mahal, 250-950 dolar.




3.MEKANISME KERJA,KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KB
Pil
Cara Kerja : Menghasilkan hormon estrogen dan progesterone buatan, yang cara kerjanya menyerupai hormon alami yang diproduksi oleh tubuh setiap bulan. Estrogen akan mencegah produksi sel telur (ovum) dari ovarium, sehingga pembuahan tidak terjadi. Mini-pil biasanya hanya mengandung progesterone.
Efektifitas : 99% untuk pil kombiniasi dan 86% untuk mini pil
Keuntungan : Mengurangi risiko kanker uterus, ovarium serta radang panggul. Mengurangi sindroma pra menstruasi, jerawat, perdarahan, anemia, kista ovarium, dan nyeri payudara. Siklus menstruasi lebih teratur. Tidak mengganggu aktifitas seksual.
Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.
Kelemahan : Tidak dianjurkan untuk: wanita yang pernah menderita kanker payudara atau mempunyai resiko penggumpalan darah, penyakit hati, ginjal, perdarahan uterus tanpa sebab, wanita perokok di atas 35 tahun, dan yang sedang dalam pengobatan tertentu, penderita tekanan darah tinggi, diabetes, migren, depresi, penyakit sickle sel (penyakit kelainan darah), fibroid.
Efek Samping : Jarang: gumpalan darah, penyakit hati, tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, dan migren.
Sering: mual, nyeri payudara, perdarahan pada pertengahan siklus menstruasi dalam beberapa bulan pertama, berat badan naik, nafsu makan meningkat, mood yang berubah-ubah, depresi, sakit kepala, dan gangguan kulit.
Cara Penggunaan : Satu tablet setiap hari selama 21 hari, jangan diminum waktu menstruasi selama 7 hari. Gunakan kondom atau alat pencegah kehamilan lain jika Anda lupa minum pil atau sedang dalam pengobatan dengan antibiotika.
Susuk KB (Implan)
Cara Kerja : Sama dengan pil kecuali susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan mengandung progesterone yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.
Efektifit : 99 %
Keuntungan : Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan. Melindungi wanita dari kanker rahim. Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui. Tidak mengganggu aktivitas seksual.
Kelemahan : Tidak dianjurkan untuk: penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba.
Efek Samping : Perdarahan, siklus menstruasi lebih panjang, rambut rontok, gairah seksual turun, jerawat dan depresi.
KB Suntik
Cara Kerja: Sama dengan pil
Efektifitas : 99%
Keuntungan : disuntikkan setiap tiga bulan sekali, efektif, tahan lama, melindungi Anda terhadap kanker rahim. Aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui. Mengurangi kram saat menstruasi, tidak mengganggu aktivitas seksual.
Kelemahan : kesuburan akan kembali setelah 6-24 bulan suntikan terakhir. Tidak boleh digunakan oleh wanita yang perneh mengalami pembekuan darah, kanker payudara, ganguan hati, perdarahan uterus tanpa sebab, wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara, hasil mamografi abnormal, siklus menstruasi tidak teratur, tekanan darah tinggi, migren, asma, epilepsy, diabetes, dan depresi.
Efek Samping : siklus menstruasi tidak teratur, gairah seksual menurun, berat badan naik, sakit kepala, depresi, kandungan mineral tulang berkurang.
Cara Penggunaan : penyuntikkan setiap 3 bulan oleh dokter. Jika Anda ingin hamil dalam waktu 1-2 tahun, jangan menggunakan metode ini.

Intra - Uterine Device (IUD)/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKR)
Cara Kerja : Mencegah kehamilan dengan mempengaruhi pergerakan sperma atau implantasi sel telur yang telah dibuahi dalam dinding rahim. Ada 2 jenis IUD: berisi progesterone dan berisi tembaga berbentuk T.
Efektivitas : IUD bentuk T = 99%, IUD Progesterone = 97%
Keuntungan : Membutuhkan sedikit perhatian (hanya pemeriksaan benang setiap bulan), kesuburan Anda segera kembali setelah melepas IUD. Tidak mengganggu aktivitas seksual dan aman digunakan selama menyusui. IUD bentuk T hanya perlu diganti dalam waktu 10 tahun, IUD progesterone sebaiknya diganti setahun sekali.
Kelemahan : tidak dianjurkan bagi wanita yang belum pernah melahirkan atau masih mengharapkan anak, wanita yang sering berganti pasangan, pernah menderita radang pinggul atau kehamilan tuba. Dapat keluar dengan sendirinya.
Efek Samping : Kram, sakit punggung, timbul bercak darah, menstruasi berat, meningkatnya resiko radang panggul, kehamilan tuba, dan menjadi tidak subur.
Cara penggunaan : Alat ini harus dimasukkan oleh dokter biasanya pada saat siklus menstruasi. Benang IUD harus diperiksa setiap kali siklus menstruasi usai.
Spermisida (Krim, Foam, Supositoria Vagina)
Cara Kerja : mengandung zat kimia yang dapat membunuh sperma, atau membuat sperma menjadi tidak aktif sehingga tidak mampu membuahi sel telur.
Efektivitas : 80%
Keuntungan : tidak memerlukan resep, dan tidak berbahaya terhadap kesehatan. Kesuburan dapat pulih seketika aetelah tidak digunakan lagi. Ada yang memiliki efek selama 24 jam dan tidak perlu menggunakan setiap kali melakukan hubungan badan selama 24 jam tersebut.
Kelemahan : Kurang efektif dibandung alat KB lainnya. Efektivitasnya meningkat jika digunakan bersama kondom. Si pemakai harus menunggu 8 jam sebelum bisa mandi. Dapat mengganggu hubungan intim, dan kebanyakan hanya bertahan untuk satu kali hubungan intim saja.
Efek Samping : Iritasi pada vagina, dapat menimbulkan reaksi alergi.
Cara penggunaan : Harus dimasukkan ke dalam vagina paling lambat 30 menit setelah ejakulasi. Bentuk supositoria harus dimasukkan 1 jam sebelum melakukan hubungan badan. Perhatikan instruksi pada kemasan.
Diafragma & Cervical CAP
Cara Kerja : Terbuat dari karet lunak, mencegah sperma mencapai leher rahim. Gel Spermisida digunakan bersama untuk mematikan atau mengganggu gerakan sperma.
Efektivitas : 85%
Keuntungan : Aman, kesuburan dapat pulih seketika alat dilepas. Diafragma dapat dimasukkan 2-3 jam sebelum hubungan intim, sedangkan cervical cap (penutup serviks) dapat dimasukkan beberapa jam sebelum hubungan intim. Tidak perlu membubuhkan spermisida setiap kali akan berhubungan intim jika menggunakan cervical cap.
Kelemahan : Harus diresepkan dan digunakan dibawah pengawasan dokter. Harus tetap tinggal di dalam vagina selama 6-8 jam setelah berhubungan intim dan harus digunakan setiap kali hendak berhubungan intim. Posisi alat bisa berubah.
Dapat menimbulkan alergi. Lebih repot karena harus selalu digunakan bersama spermisida setiap kali berhubungan intim. Meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.
Cervical cap tidak boleh digunakan oleh wanita dengan riwayat sindroma syok akibat keracunan (toxic shock syndrome), danpernah mempunyai hasil pap smear abnormal. Harus sering melakukan pap smear pada 1-2 tahun pertama penggunaankarena dapat mengakibatkan perubahan pada sel-sel dalam serviks.
Cara Penggunaan : Masukkan spermisida ke bagian paling dalam vagina, sehingga melewati serviks.
Kondom Pria
Cara Kerja : Mencegah sperma mencapai serviks (leher rahim)
Efektivitas : 80-90% (dapat meningkat jika digunakan bersama spermisida)
Keuntungan : Tidak memerlukan resep. Melindungi terhadap beberapa penyakit akibat hubungan seksual, aman, kesuburan Anda segera pulih setelah tidak memakai kondom lagi.
Kelemahan : Risiko bocor. Memerlukan rencana terlebih dahulu, menimbulkan reaksi alergi pada wnaita akibat spermisida atau karet. Hanya dipakai sekali, dapat mengganggu spontanitas seksual.
Catatan : Kondom yang terbuat dari kulit binatang, TIDAK DAPAT melindungi Anda dari PHS.
Cara Penggunaan : menutupi penis yang dalam keadaan ereksi dan di ujungnya membentuk seperti kantong untuk wadah sperma.
Tubektomi (Sterilisasi pada wanita)
Cara Kerja : Tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim) dipotong dan diikat dengan teknik yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep atau cicin silastik.
Efektivitas : 99%
Keuntungan : aman bagi kesehatan setelah prosedur dilakukan. Tidak mengganggu hubungan intim.
Kelemahan : memerlukan operasi bedah. Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak akan punya anak lagi.
Prosedur operasi : Merupakan operasi kecil melalui irisan kecil di bagian pusar. Dengan bantuan alat laparoskopi (alat untuk memeriksa bagian perut). Alat ini akan memotong dan mengikat tuba fallopi, atau dengan tehnik kauter.
Biasanya dilakukan bersamaan dengan operasi sesar dengan persetujuan pasangan.
Vasektomi (Sterilisasi Pria)
Cara Kerja : Saluran vaas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat (lihat gambar), sehingga aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah cairan semen. Jumlah sperma hanya 5% dari cairan ejakulasi. Cairan semen diproduksi dalam vesika seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu oleh vasektomi.
Efektivitas : 99% lebih
Keuntungan : Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon.
Kelemahan : Sama dengan sterilisasi yang dilakukan wanita.

4.ASKEP PADA KB
KONSEP DASAR PENGKAJIAN

Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebiut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosila dan budaya terhadap kehamilan tersebut.. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal diatas tidak terjadi.

Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an penggunaan metoda tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedanga dipakai
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:
a. Kontrasepsi oral
1. Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payu dara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis.
Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2. Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

b. Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2. Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

c. Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik
Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2. IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/ aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak

Analisa Data
Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral, hormone implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda kontrasepsi yang dipilih
Rencana Intervensi
Diagnosa : Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
1. Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.
2. Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang dipilih.
3. Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
4. Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metod kontrasepsi.


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I.Pengkajian
A.Identitas
1. Identitais Klien
Nama                           : Ny. Z
Umur                           : 34 thn
Status Perkawinan        : Sudah kawin
Pekerjaan                     : IRT
Pendidikan                   : SMA
Agama                         : Islam
Alamat                         : jl.kuin selatan
Tanggal MRS               : 27 Maret 2011
Tanggal Pengkajian      :27 Maret 2011
No RMK                      :
2.Identitas penanggng  jawab
Nama                           : Tn.A
Umur                           : 36 thn
Pekerjaan                     : Karyawan
Alamat                         :jl.kuin selatan
Hubunga dg keluarga   : Suami

B.Riwayat Kesehatan
1.Keluhan utama
Pasien mengatakan tida ingin hamil
2.Riwayat penyakit sekarang
            Pasien datang kruang poli KB pada tanggal 27 Maret 2011 tepatnya jam 09.00 dengan tujuan ingin menggunakan KB suntik dengan alasan tidak ingin hamil.
3.Riwayat Penyakit dahulu
            Pasen sebelmnya tiak pernah menerita peyakit  kronis.
4.Riwayat KB
            Sejak lahir anak kedanya sekitar 3 tahun yang lalu pasien menggunakan KB suntiK.
5. Riwayat Obstetri
Usia menarche                         : 14 thn
Siklus haid                               : 30 hari
Lama haid                                : 7 hari
Nyeri haid                                : kadang-kadang
Usia ketika kawin                    : 24 th
Usia ketika hamil                     :26 th
C.Pemeriksaaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran                                : Compos mentis
BB                                           : 39 kg
TD                                           : 100/70mmHg

II.Analisa Data
No
Data Subjektif dan Objektif
Etiologi
Masalah
1
DS: Kx bertanya apaka ada efek samping       apabila lpa sntik KB ulang
DO: Klie datang ke poli ntuk suntik KB
Lupa jadwal suntik ulang
Resiko kegagalan program kb
2
DS  : -
DO: Klien bertanya apakah berat badannya bisa bertahan apbila menggnakan kb suntik
Pengaruh hurmonal
Resiko penambahan berat badan

III.Rencana Asuhan Keperawatan
No
Dx kep
Tjuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
1
I
Kegagalan progra KB tidak terjadi
1.jelaskan proses dan effek dr  KB suntik






2.jelaskan pd kx effektifitas kb

3.ingatkan kx agar selalu ingat jadwal KB

4.jelaskan bahaya lupa suntik ulang

1.agar kx memehami proses dan efek kb





2.agar kx tidak telat suntik lang

3.agar program kb berjalan lancar

4.agar kx mengetahi akibat lupa suntik ulang
1.mennjelaskan proses dan efek dr kb yaitu mencegah lepasnya ovum dan mengentalnya ovarium sehingga sperma tozoid tidak dapat masuk
2.mejelaskan kepada kien fekivitas kb
3.menjelaskan kepada kilen agar ingat jadwal suntik kb
4.menjelaskan tntang akibat lpa suntik kb
S:klien mengatakan akan dtang lagi untuk suntik
O:kien sudah mengerti tentang efek samping kb
A:masalah teratsi sebagian
P:lanjtkan intervesi
2
II
Penambahan BB tidak terjadi
1.jelaskan ttg efek samping penggnan kb




2.timbang BB
1.agar klien memehami efek samping yang didapat jika menggnakan kb suntik

2.untuk mengetahui penambahan BB klien
1.menjelaskan kpd klien ttg efek samping penggunaan KB suntik seperti enambahn berat badan
2.menimbang BB klien
S:Klien mengatakan bb tidak bertambah
O:klien tampak rileks
A:masalh teratasi sebagian
P:lajtkan intervensi




0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates